May 16th 2024, 12:27, by Tiara Hasna R, kumparanNEWS
Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di Beijing pada Kamis (16/5) pagi untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden China Xi Jinping.
Kedatangan Putin ini menjadi kunjungan luar negeri pertama sejak ia dilantik kembali menjadi presiden untuk masa jabatan enam tahun.
Putin mengirimkan pesan kuat mengenai prioritasnya, serta menunjukkan kekuatan hubungannya dengan Xi Jinping.
Dalam wawancara dengan kantor berita China, Putin memuji Xi karena membangun kemitraan strategis yang kokoh dengan Rusia, berdasarkan kepentingan nasional dan rasa saling percaya yang mendalam.
"Kemitraan strategis tingkat tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya antara negara-negara kita itulah yang menentukan pilihan saya terhadap Tiongkok sebagai negara pertama yang akan saya kunjungi setelah menjabat sebagai presiden," kata Putin, Kamis (16/5), seperti dikutip dari Reuters.
Putin juga menekankan pentingnya kerja sama di berbagai bidang, termasuk industri, teknologi tinggi, ruang angkasa, energi nuklir untuk tujuan damai, kecerdasan buatan, energi terbarukan, dan sektor inovatif lainnya.
Menurut penasihat kebijakan luar negeri Kremlin, Yuri Ushakov, pertemuan informal antara kedua pemimpin ini akan berlangsung sambil minum teh dan makan malam.
Pembicaraan kedua negara itu akan mencakup isu-isu penting seperti Ukraina, Asia, energi, dan perdagangan.
Putin didampingi oleh sejumlah pejabat tinggi Rusia, termasuk Menteri Pertahanan Andrei Belousov, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, Sekretaris Dewan Keamanan Sergei Shoigu, serta beberapa CEO perusahaan besar Rusia.
Kunjungan Putin ke China ini juga bertepatan dengan perayaan 75 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara yang akan dirayakan dalam acara gala.
Kedatangan Putin disambut oleh puluhan bendera besar Rusia dan Tiongkok yang berkibar di sekitar Lapangan Tiananmen, di tengah patroli polisi yang ketat.
Di platform media sosial China, Weibo, kunjungan ini menjadi topik terhangat dengan 1,4 juta pencarian.
Barat Mengalami Kemunduran
Putin dan Xi memiliki pandangan dunia yang sama, menganggap Barat sebagai wilayah yang mengalami kemunduran. Sementara China dan Rusia terus menantang supremasi AS dalam berbagai bidang, mulai dari teknologi hingga militer.
Kunjungan Putin ke China juga terjadi setelah kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Beijing untuk memperingatkan China agar tidak memperdalam dukungan militernya untuk Rusia.
Putin juga akan mengunjungi kota Harbin di timur laut China, yang memiliki hubungan bersejarah dengan Rusia.
Di kota tersebut, terdapat sebuah mal yang khusus menjual barang-barang buatan Rusia dari sekitar 80 pabrik Rusia.
Dalam beberapa tahun terakhir, China telah memperkuat hubungan perdagangan dan militer dengan Rusia, terutama setelah AS dan sekutunya menjatuhkan sanksi terhadap Moskow atas invasi mereka ke Ukraina.
China dianggap berperan penting dalam membantu Rusia bertahan dari sanksi-sanksi tersebut dengan memasok teknologi penting yang digunakan di medan perang.