Evolusionisme: Konsep Ketuhanan menurut Pemikiran Manusia Berkembang Bertahap
14 Apr, 2024
Halaman ini telah diakses:
Views
Konsep ketuhanan menurut pemikiran manusia berkembang secara bertahap, tahapan tersebut adalah hal yang sudah berevolusi. Itulah yang menyebabkan konsep ketuhanan menurut pemikiran manusia ini sering disebut dengan evolusionisme.
Evolusionisme sering kali dikaitkan pada ide bahwa pemahaman manusia tentang Tuhan atau dewa-dewa telah berkembang seiring waktu. Ini terjadi sebagai respons terhadap perubahan sosial, teknologi, dan intelektual dalam masyarakat.
Konsep Ketuhanan menurut Pemikiran Manusia Berkembang secara Bertahap, Tahapan Tersebut adalah Evolusionisme
Evolusionisme merupakan bagian dari teori yang lebih luas dalam antropologi dan sosiologi. Teori ini meneliti bagaimana kepercayaan religius dan praktik-praktik berkembang sebagai bagian dari evolusi budaya manusia.
Berdasarkan buku Pengantar Psikologi Agama dalam Konteks Terapi, Rifki Rosyad, (2021), konsep ketuhanan menurut pemikiran manusia berkembang secara bertahap, tahapan tersebut adalah evoluisonisme yang terdiri dari:
1. Animisme dan Totemisme
Pada tahap awal, manusia purba percaya bahwa roh atau kekuatan gaib bersemayam di dalam atau dikaitkan dengan objek alam. Seperti pada pohon, batu, sungai, dan hewan. Konsep ini dikenal sebagai animisme.
Totemisme, serupa tetapi lebih terstruktur. Konsep ini merupakan kepercayaan bahwa setiap suku atau kelompok memiliki hewan, tumbuhan, atau objek alam lainnya sebagai simbol suci atau 'totem' yang melindungi dan mewakili mereka.
2. Politeisme
Seiring berkembangnya masyarakat dan struktur sosial yang lebih kompleks, berbagai peradaban mulai mengembangkan politeisme. Politeisme adalah kepercayaan pada banyak dewa dan dewi dengan berbagai peran dan karakteristik.
Mereka percaya bahwa setiap dewa seringkali mengontrol aspek tertentu dari dunia alam atau kehidupan manusia. Misalnya, pada cuaca, panen, perang, atau cinta.
3. Henotheisme
Henotheisme adalah sebuah transisi saat satu dewa dalam panteon dipandang lebih superior daripada dewa-dewa lain, meskipun keberadaan dewa-dewa lain masih diakui. Hal ini sering terlihat dalam peradaban kuno saat pemujaan terfokus pada dewa tertentu yang dominan karena alasan politik atau sosial.
4. Monoteisme
Ini adalah keyakinan bahwa hanya ada satu Tuhan yang merupakan pencipta dan pengendali alam semesta. Monoteisme muncul di beberapa tempat di dunia dalam berbagai bentuk, seperti dalam Yudaisme, Kristen, dan Islam.
Monoteisme biasanya disertai dengan ide bahwa Tuhan memiliki atribut yang tak terbatas. Seperti keomnipotenan, keomniscience, dan kebaikan mutlak.
5. Panteisme dan Panenteisme
Panteisme adalah pandangan bahwa Tuhan adalah segala sesuatu, dan segala sesuatu adalah Tuhan. Ini menunjukkan tidak adanya perbedaan antara pencipta dan ciptaan. Panenteisme, sedikit berbeda, berpendapat bahwa Tuhan berada dalam segala sesuatu dan melebihi segalanya.
6. Agnostisisme dan Ateisme
Dalam tahap perkembangan yang lebih baru, muncul konsep agnostisisme dan ateisme. Agnostisisme adalah pandangan bahwa keberadaan atau sifat Tuhan tidak diketahui. Ateisme, di sisi lain, adalah penolakan terhadap kepercayaan bahwa ada dewa atau Tuhan.
Baca Juga: Penjelasan Hubungan Manusia dan Sistem Kepercayaan dalam Ilmu Sosial
Konsep ketuhanan menurut pemikiran manusia berkembang secara bertahap tahapan tersebut adalah hal yang terus berevolusi. Tahapan-tahapan ini mencerminkan pemikiran manusia tentang Tuhan dan spiritualitas berkembang seiring dengan perubahan sosial, budaya, dan intelektual. (DNR)