Bendhung Lepen, Saluran Irigasi di Yogya dengan Ribuan Ikan yang Semakin Indah

Halaman ini telah diakses: Views
Pengunjung bermain di kawasan Bendhung Lepen, Kampung Mrican, Kelurahan Giwangan, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Senin (1/4/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Pengunjung bermain di kawasan Bendhung Lepen, Kampung Mrican, Kelurahan Giwangan, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Senin (1/4/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Bendhung Lepen, sebuah saluran irigasi Kali Gajahwong yang dihiasi ribuan ikan berbagai jenis di Kampung Mrican, Kelurahan Giwangan, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta, kini semakin indah.

Kondisi Bendhung Lepen saat ini tampak jauh berbeda dari kunjungan kumparan pada 2020 silam.

Gazebo yang dahulu masih proses pembangunan kini sudah berdiri rapi, panjang saluran irigasi yang dimanfaatkan pun makin panjang, jumlah ikan semakin banyak, hingga semakin bermanfaat bagi warga sekitar.

Bendhung Lepen ini lokasinya tak jauh dari Terminal Giwangan. Untuk menuju ke sana, pengunjung akan melewati jalan kecil yang diapit pemukiman padat penduduk. Lokasi Bendhung Lepen berada tepat di tepian Kali Gajahwong.

Pengunjung bermain di kawasan Bendhung Lepen, Kampung Mrican, Kelurahan Giwangan, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Senin (1/4/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Pengunjung bermain di kawasan Bendhung Lepen, Kampung Mrican, Kelurahan Giwangan, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Senin (1/4/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Gapura besar bertuliskan Selamat Datang akan menyambut pengunjung yang tiba. Jalan dan tembok yang berwarna-warni jadi penanda telah masuk Bendhung Lepen. Di samping kanan jalan inilah saluran irigasi berisi berbagai macam ikan itu berada.

Daya tarik Bendhung Lepen juga tak luntur di Bulan Ramadan ini. Terkenal menjadi tempat wisata murah, Bendhung Lepen jadi alternatif keluarga di Yogyakarta ngabuburit.

"Saya sengaja ke sini, karena ini mau menjelang buka puasa, anak-anak pengin kasih makan ikan," kata Risang Liman Jati (40), salah seorang pengunjung.

Pengunjung bermain di kawasan Bendhung Lepen, Kampung Mrican, Kelurahan Giwangan, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Senin (1/4/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Pengunjung bermain di kawasan Bendhung Lepen, Kampung Mrican, Kelurahan Giwangan, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Senin (1/4/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Di Minggu (31/3) sore ini, Risang mengajak kedua anak laki-lakinya. Mereka berdua tampak asyik memberi makan ikan. Pakan ikan ini cukup dibeli Rp 2.000 per gelas plastik yang dijual di kios-kios sekitar.

"Ini sudah habis enam gelas," katanya tertawa.

Tak heran, anak-anak ketagihan memberi makan ikan. Ada sensasi menyenangkan ketika ikan saling bersahutan memburu makan diikuti suara air akibat keagresifan ikan-ikan.

Tak hanya untuk anak, Bendhung Lepen juga menyenangkan bagi orang tua. Mereka tak perlu merogoh kocek untuk menikmati sensasi saluran irigasi indah bak pedesaan di Jepang ini.

"Bagus untuk hiburan, dari pada kotor sungainya. Keren. Murah cuma parkir aja, masuknya gratis," katanya.

Parkir pun tak dikenakan tarif, sukarela pengunjung saja.

Muncul dari Keresahan

Pengunjung bermain di kawasan Bendhung Lepen, Kampung Mrican, Kelurahan Giwangan, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Senin (1/4/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Pengunjung bermain di kawasan Bendhung Lepen, Kampung Mrican, Kelurahan Giwangan, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Senin (1/4/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Sekretaris Komunitas Bendhung Lepen, Yan Aditya, menjelaskan Bendhung Lepen ini muncul dari keresahan dan keprihatinan para pemuda di Mrican. Dahulu, irigasi ini kotor dipenuhi dengan sampah.

"Dahulu kalau kita nyemplung isinya lumpur dan bener-bener sampah. Ada pecahan kaca lah," kata Aditya.

Dari situ, 2019 silam para pemuda tergerak bahwa lingkungan saat ini sudah tak sehat untuk bermain anak-anak di kampungnya. Timbul lah kegiatan membersihkan irigasi ini.

"Setelah bersih masih muncul sampah, kita beri sekat di depan. Tujuannya untuk menyekat sampah yang besar masuk ke aliran irigasi," katanya.

Irigasi ini mengalir ke Kabupaten Bantul. Di sana aliran ini dimanfaatkan untuk sawah. Hal itu juga menjadi alasan para pemuda ingin menjaga irigasi ini tetap bersih.

"Muncul lagi ide kasih ikan buat lebih menarik. Tujuan utama kita membersihkan lingkungan kita," katanya.

"Tujuan kita juga sawah-sawah di sana (di Bantul) tidak mikir lagi. Kan banyak tuh sawah-sawah yang depannya sampah-sampah lagi. Kita pengin enggak ada sampah lagi," bebernya.

Lima Kali Panen Ikan

Pengunjung bermain di kawasan Bendhung Lepen, Kampung Mrican, Kelurahan Giwangan, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Senin (1/4/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Pengunjung bermain di kawasan Bendhung Lepen, Kampung Mrican, Kelurahan Giwangan, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Senin (1/4/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Selama lima tahun ini, pemuda juga telah berhasil lima kali panen besar. Keuntungan dari panen besar digunakan untuk perawatan dan menambah sekat sehingga jumlah ikan pun akan semakin banyak.

Selain itu ikan juga dijual murah untuk warga sekitar agar semua warga juga bisa menikmati bersama.

"Memperpanjang saluran ikan yang di irigasi. Dahulu kan cuma 30 meteran. Sekarang sudah 100 meteran," katanya.

Sekali panen pernah paling banyak mencapai 3,2 ton ikan.

Kini mayoritas ikan di situ berjenis nila karena ikan tersebut memiliki visual yang menarik. Nila juga relatif mudah dijual.

"Lainnya ada ikan mas untuk visual buat daya tarik. Dan ada ikan lokal kaya wader merah untuk konservasi ikan lokal yang sudah jarang," katanya.

"Jumlah ikan sekarang terakhir lepas bibit itu 800 kilo untuk nilainya saja. Belum ikan mas dan lain-lain," jelasnya.

Di awal kegiatan ini adalah swadaya hasil iuran warga. Namun, mereka sudah dimodali tempat ini yang merupakan Sultan Ground.

"Kita tinggal merawat dan menjaga saja," katanya.

Dari semangat para pemuda dan warga ini mereka mendapat sejumlah penghargaan termasuk juga mendapat CSR dari salah satu bank sehingga lokasi ini makin indah.

"Pengunjung tetap gratis, parkir juga seikhlasnya," katanya.

Di sisi keamanan turut dipasang sejumlah CCTV. Sejauh ini, tidak ada kejadian kriminal seperti pencurian ikan di lokasi ini.

"Yang pertama kesadaran dahulu, ini milik bersama mari jaga bersama," katanya.

Ekonomi Warga Meningkat

Bendhung Lepen ini juga membuka peluang masyarakat sekitar meningkatkan taraf perekonomiannya. Saat ini sudah ada 40 lapak dan beberapa kios.

"Pedagang yang aktif 40 orang. Wajib warga sini. Untuk pemberdayaan masyarakat," katanya.

Sementara itu, di musim Ramadan lapak banyak yang tutup karena ibu-ibu yang berjualan sedang fokus pengajian di masjid.

"Yang jual rata-rata ibu-ibu. Jadi pada fokus ke masjid. Kalau hari biasa alhamdulilah," katanya.

"Masih ada yang wisatawan datang (ngabuburit) tapi kalau dibandingkan hari biasa agak jauh," katanya

Soal jumlah pengunjung Aditya mengaku tak pernah menghitung. Namun, pernah ada mahasiswa yang meneliti keramaian di hari biasa dan hari libur.

"Kita enggak pakai ticketing jadi enggak tahu jumlahnya. Tapi pernah dulu dihitung itu sama mahasiswa itu weekdays dan weekend itu 1:9," katanya.

Aditya berharap Bendhung Lepen terus bisa lestari, jauh dari sampah, dan semakin bermanfaat untuk masyarakat.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url