Kronologi Casis Bintara Asal Nias Dijanjikan Lulus hingga Dibunuh Oknum TNI AL
31 Mar, 2024
Halaman ini telah diakses:
Views
Serda AAM, pembunuh seorang calon siswa (casis) Bintara bernama Iwan Sutrisman (21 tahun), sudah ditetapkan sebagai tersangka. Ia pun ditahan di Polisi Militer (Pom) Lantamal II Padang.
Kasus ini terjadi pada Desember 2022 lalu. Namun, baru terungkap pada Maret 2023. Lantas, bagaimana awal mula kasus ini?
Yanikasi mengatakan, keponakannya itu sangat ingin menjadi seorang abdi negara. Dia pun sudah mencoba sejumlah seleksi, baik Polri, TNI AD, hingga TNI AL.
Percobaan terakhirnya adalah seleksi TNI AL di Nias. Saat itu, Iwan pun belum berhasil.
Juli 2022
Kakak korban, Antonius, yang melihat keseriusan adiknya itu pun mencari cara agar Iwan lolos seleksi Bintara Gelombang II. Ia punya kenalan yakni Serda AAM yang merupakan TNI AL di Nias.
Di sisi lain, Serda AAM juga menawarkan bantuan terhadap Antonius. Lalu, Serda AAM pun berkenalan dengan Iwan dan keluarganya. Terjadi kesepakatan bila Iwan akan lolos tanpa tes dengan catatan membayar Rp 200 juta.
Seleksi direncanakan dilakukan di Lantamal II Padang dikarenakan di sana ada paman dari Serda AAM yang diakui berpangkat.
16 Desember 2022
Pada 16 Desember 2022, Iwan dijemput secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan sebelumnya.
"Detailnya 16 Desember 2022 dijemputnya langsung si Iwan ke rumahnya di Kecamatan Gomo dengan mobil silver dengan temannya. Temannya enggak turun dari mobil hanya Serda yang turun," kata Yanikasi kepada kumparan pada Minggu (31/3).
22 Desember 2022
Pada 22 Desember 2022, Serda AAM mengirimkan foto Iwan berseragam lengkap TNI AL. Ia menyatakan Iwan telah lolos Bintara dan akan pendidikan di Tanjunguban, Riau.
"Dikirimnya foto, baru belakangan kami tahu kalau foto itu editan," kata dia.
Januari 2023
Serda AAM pulang dari Padang dan berkunjung ke rumah Iwan di Kecamatan Gomok. Dilakukan tradisi adat penghormatan Nias karena Serda AAM telah membantu Iwan dan keluarga.
April 2023
Pada April 2023, Serda AAM menghubungi keluarga Iwan untuk mempersiapkan dua ekor burung. Burung tersebut bernilai Rp 14 juta.
Burung tersebut direncanakan akan diberikan kepada paman dari Serda AAM yang disebut membantu kelulusan Iwan.
Juni 2023
Keluarga mulai mencari kabar Iwan usai 6 bulan sejak berangkat ke Padang. Muncul kecurigaan pembunuhan.
"Karena enggak ada kabar Iwan selama 6 bulan langsung Serda ditelepon orang tua si Iwan. Dibilang sehat-sehat masih dalam pendidikan," kata dia.
"Menangis dia waktu itu dibilangnya masa saya bunuh adekku, itu adekku mak, masa saya dituduh bunuh adikku. Sampai datang ke rumah ke Gomok menjaminkan," jelasnya.
3 September 2023
Pada 3 September 2023, Serda AAM menghubungi keluarga korban untuk menghadiri pelantikan Iwan yang akan dilakukan pada awal Oktober 2023 di Tanjunguban. Keluarga dimintai uang Rp 3,7 untuk biaya keberangkatan.
3 Oktober 2023
Empat orang keluarga Iwan berangkat menuju Tanjunguban menghadiri pelantikan. Namun saat itu belum dirinci tanggal pasti pelantikan.
6 Oktober 2023
Keluarga menghubungi Serda AAM untuk menanyakan tanggal pelantikan. Serda AAM berdalih pelantikan diundur sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
15 Oktober 2023
Keluarga bertahan di Tanjunguban selama 1 minggu menunggu pelantikan. Namun karena tidak ada kepastian, keluarga Iwan kembali ke Nias pada 15 Oktober 2023.
Januari 2024
Keluarga Iwan mendatangi Serda AAM di Lanal Nias untuk memastikan pelantikan Iwan. Namun, tidak diberikan kejelasan.
5 Februari 2024
Keluarga kembali mendatangi Serda AAM di mes Lanal Nias. Serda AAM meminta uang pulsa Rp 1,45 juta untuk menghubungi seniornya agar menghubungkan Iwan dan keluarga.
Mulanya, keluarga Iwan dijanjikan untuk menelpon pukul 17.00 WIB. Namun, ditunda hingga sekitar pukul 22.00 WIB. Lalu Serda AAM berdalih Iwan tak diizinkan untuk berkomunikasi oleh senior.
Maret 2024
Pada awal Maret, keluarga berunding terkait hilangnya kabarnya Iwan. Lalu pada Rabu (27/3) keluarga melaporkan kejadian tersebut ke Lanal Nias.
Informasi yang diterima keluarga, pada Kamis (28/3), Serda AAM langsung diberangkatkan ke Padang untuk pemeriksaan.
Di hari yang sama, Serda AAM ditetapkan sebagai tersangka.
"Benar sudah jadi tersangka sejak tanggal 28 Maret 2023," kata Komandan Denpom Lanal Nias Mayor Afrizal saat dikonfirmasi pada Minggu (31/3).