Liputan6.com, Jakarta: Meski sempat anjlok pada paruh waktu pertama perdagangan hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia (IHSG BEI) Kamis (11/8) akhirnya ditutup menguat 5,79 poin (0.15%) ke level 3.869,37. Sementara Indeks LQ45 menguat 1,05 poin (0,15%) menjadi 686,29 dengan saham-sahamnya seperti GGRM, UNVR, TLK dan ISAT yang mendorong IHSG naik.
Sentimen negatif dari bursa Eropa yang memicu aksi jual asing masih menjadi penghambat laju IHSG, yang hari ini sempat menyentuh level terendah di 3.803,25. Asing mencatat net sell sebesar Rp688,6 miliar, dengan transaksi sebanyak 14,7 juta lot atau senilai Rp6,4 triliun.
Empat sektor saham yang mengalami pelemahan adalah Industri Dasar -4,42 poin, Keuangan -6,72 poin, Pertambangan -16,27 poin dan Aneka Industri -2,89 poin. Sedangkan sektor yang menguat adalah Pertanian 3,11 poin, Konsumsi 35,27 poin, infrastruktur 12,16 poin, Manufaktur 7,22 poin, Properti 2,88 poin dan Perdagangan 3,39 poin.
Pada perdagangan hari ini tercatat 133 saham naik, 231 stagnan dan 109 turun. Saham saham yang menjadi top gainers hari ini adalah GRM, UNVR, PLIN, LPIN, IMAS, ANDS, TLKM, ISAT, LPCK dan EMTK. Sedangkan di kelompok top losers adalah CNTX, ITMG, SOBI, ASII, HRUM, INTP, MYOR, BYAN, SCCO dan SCMA.
IHSG mendapat tekanan dari sentimen negatif bursa regional, seperti bursa Amerika dimana S&P Index turun 51,77 poin, DJIA turun 519,83 poin, NASDAQ turun 101,47 poin sedangkan EROPA dimana FTSE turun 22,27 poin, DAX turun 126,42 poin dan CAC40 turun 56,99 poin. Bursa regional Asia juga ikut terseret seperti NIKKEI turun 56,8 poin, STRAITS turun 36,18 poin dan Hang Seng turun 208,08 poin.
Pelemahan bursa regional disebabkan adanya sentimen negatif dari pasar global mengenai krisis hutang yang melanda Eropa. Jatuhnya saham-saham perbankan Eropa, memberikan sentimen buruk terhadap krisis yang melanda Amerika dan Eropa. Dengan kembali anjloknya bursa global dan regional, dihawatirkan akan menjadi sebuah resesi global seperti pada 2008 lalu. Runtuhnya perekonomian Amerika dan Eropa berimbas kepada perdagangan bursa Asia khususnya Indonesia. IHSG yang turun drastis selama minggu belakangan ini, dikhawatirkan akan menghilangkan kepercayaan diri terhadap perekonomian serta kinerja emiten Indonesia yang tumbuh. (http://www.vibiznews.com/mla)