Liputan6.com, Canberra: Perdana Menteri Australia Julia Gillard, Selasa (9/8), mengecam para perusuh di London, Inggris, yang telah membakar gedung-gedung dan kendaraan, serta berujung bentrokan berdarah menyerupai zona perang di masa lampau negeri tersebut.
Kerusuhan yang pertama kali pecah di Tottenham pada Ahad silam, telah meningkat di London dan menyebar ke tiga kota besar lainnya di Inggris. Pihak otoritas kini berjuang meredam kerusuhan negara yang paling serius sejak pertentangan ras di London pada 1980-an.
"Saya, seperti warga Australia lainnya, sangat terganggu melihat aksi kerusuhan di London," kata Gillard kepada wartawan di Canberra. "Tidak ada alasan untuk jenis kekerasan yang kita lihat di layar televisi kita ini," imbuh Gillard seperti dilansir Xinhua.
Lebih jauh Gillard mengatakan, Australia ingin mengikat persahabatan yang baik dengan Inggris dan berharap situasi ini dapat dikendalikan sesegera mungkin.
Kerusuhan yang terjadi di Enfield, Brixton, Walthamstow dan Islington disebut polisi sebagai aksi peniru aktivitas kriminal, seperti aksi penjarahan oleh para pemuda, membakar toko-toko dan menyerang polisi. Lebih dari 100 orang telah ditangkap di malam kedua kerusuhan di London ini.(ANS)