TEMPO Interaktif, Jakarta -PT Pertamina (Persero) menanti realisasi itikad baik PT Trans Pacific Petrochemical Indonesia (TPPI) dalam pembayaran utang senilai total US$ 548 juta. Apabila dalam waktu dekat janji pelunasan utang belum dapat dipenuhi, Pertamina menyarankan agar TPPI menyerah.
"Kalau tidak bisa penuhi komitmen lempar handuk saja, tidak usah ngotot," ujar Vice President Corporate Communication Pertamina, Mochammad Harun, Rabu 3 Agustus 2011.
TPPI memiliki utang kepada Pertamina sebesar US$ 548 juta dolar. Kesepakatan pembayaran utang yang tertera pada term sheet tertanggal 26 Mei 2011 menyebutkan bahwa, utang sebesar US$ 375 juta dilunasi paling lambat 15 Agustus 2011. Sedangkan sisanya, dibayar secara open account dengan memasok elpiji kepada Pertamina selama 10 tahun berturut-turut.
Harun menuturkan, Pertamina akhirnya setuju pembayaran utang dengan sistem open account. "Daripada tidak dibayar sama sekali, dan TPPI sanggupnya seperti itu akhirnya kami terima," tuturnya. Pertamina tidak mau tahu soal asal dana untuk pembayaran utang tersebut, yang pasti Pertamina kini hanya menanti komitmen dari TPPI. "Kalau diundur lagi dan belum bisa bayar biar publik yang menilai."
Mengenai usulan untuk menjadi pemegang saham di TPPI apabila TPPI masih tidak bisa memenuhi komitmennya, dengan tegas Harun menolak usulan tersebut."Saat ini saja kami pegang 15 persen, dan itu lebih banyak mudharatnya." Kecuali, Pertamina ditugaskan untuk mengambil alih seluruh saham yang ada di TPPI. "Kalau seperti itu akan ada hitungannya lagi," tegasnya.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Tuban Petrochemical Industries Amir Sambodo, yang merupakan pemilik saham mayoritas di TPPI, menegaskan bahwa TPPI pasti mampu melunasi segala utangnya kepada Pertamina sesuai dengan tenggat yang ditentukan."Semua hutang, tidak hanya kepada Pertamina pasti akan kita bayar," ujarnya.
Pembayaran hutang akan dilakukan oleh TPPI dengan menggunakan dana pinjaman dari Deutshce Bank, sebesar US$ 1 miliar. Masalahnya, hingga saat ini uang pinjaman yang dijanjikan oleh Deustche Bank tersebut tak kunjung mengalir. Amir menjelaskan, saat ini pihaknya masih melakukan rapat maraton dengan pihak-pihak yang terkait untuk menyelesaikan Master of Restructuring Agreement sebagai prasyarat untuk mencairkan dana pinjaman tersebut.
GUSTIDHA BUDIARTIE
Pertamina Minta TPPI Menyerah Jika Tak Mampu Penuhi Komitmen
Ekbis: Wednesday, 03/Aug/2011 17:48:28
By: gustidha
Jakarta - PT Pertamina (Persero) menanti realisasi itikad baik PT Trans Pacific Petrochemical Indonesia (TPPI) dalam pembayaran hutang dengan total sebesar US$ 548 juta. Apabila dalam waktu dekat janji pelunasan hutang belum dapat dipenuhi, Pertamina menyarankan agar TPPI menyerah.
"Kalau tidak bisa penuhi komitmen lempar handuk saja, tidak usah ngotot," ujar Vice President Corporate Communication Pertamina, Mochammad Harun, Rabu (3/08).
TPPI memiliki hutang kepada Pertamina sebesar US$ 548 juta dolar. Kesepakatan pembayaran hutang yang tertera pada term sheet tertanggal 26 Mei 2011 menyebutkan bahwa, hutang sebesar US$ 375 juta dilunasi paling lambat 15 Agustus 2011. Sedangkan sisanya, dibayar secara open account dengan memasok elpiji kepada Pertamina selama 10 tahun berturut-turut.
Harun menuturkan, Pertamina akhirnya setuju pembayaran hutang dengan sistem open account."Daripada tidak dibayar sama sekali, dan TPPI sanggupnya seperti itu akhirnya kita terima," jelasnya. Pertamina tidak mau tahu soal asal dana untuk pembayaran hutang tersebut, yang pasti Pertamina kini hanya menanti komitmen dari TPPI."Kalau diundur lagi dan belum bisa bayar biar publik yang menilai."
Mengenai usulan untuk menjadi pemegang saham di TPPI apabila TPPI masih tidak bisa memenuhi komitmennya, dengan tegas Harun menolak usulan tersebut."Saat ini saja kami pegang 15 persen, dan itu lebih banyak mudharatnya." Kecuali, lanjut dia, Pertamina ditugaskan untuk mengambil alih seluruh saham yang ada di TPPI."Kalau seperti itu akan ada hitungannya lagi," tegasnya.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Tuban Petrochimical Industries Amir Sambodo, yang merupakan pemilik saham mayoritas di TPPI, menegaskan bahwa TPPI pasti mampu melunasi segala hutangnya kepada Pertamina sesuai dengan tenggat yang ditentukan."Semua hutang, tidak hanya kepada Pertamina pasti akan kita bayar," paparnya.
Pembayaran hutang akan dilakukan oleh TPPI dengan menggunakan dana pinjaman dari Deutshce Bank, sebesar US$ 1 Miliar. Masalahnya, hingga saat ini uang pinjaman yang dijanjikan oleh Deustche Bank tersebut tak kunjung mengalir. Amir menjelaskan, saat ini pihaknya masih melakukan rapat maraton dengan pihak-pihak yang terkait untuk meyelesaikan Master of Restructuring Agreement sebagai prasyarat untuk mencairkan dana pinjaman tersebut.
"Kalau agreement sudah selesai, dananya baru bisa turun," jelas dia. TPPI tetap menargetkan penyusunan kontrak tersebut dapat diselesaikan sebelum tanggal 15 Agustus mendatang. Setelah kontrak selesai, pekiraan waktu sekitar 2 minggu dana akan bisa turun."Sama seperti permohonan kredit kan, setelah kontrak selesai dana baru bisa turun," jelas Amir.
GUSTIDHA BUDIARTIE