JEPARA – Persijap menyatakan kesiapannya untuk menjalani proses verifikasi dari PSSI. Kemarin, tim berjuluk Laskar Kalinyamat tersebut telah mengirimkan berkas-berkas yang dibutuhkan sebagai dasar verifikasi.
Dari lima aspek yang disyaratkan PSSI bagi klub yang ingin bertarung di kompetisi level satu, Persijap telah mengumpulkan empat berkas. Sedangkan, satu aspek lainnya yakni finansial belum mampu dipenuhi.
"Kami membawa empat berkas, masing-masing berisi persyaratan aspek legal, supporting, insfrastruktur, serta SDM. Mengenai aspek finansial, sampai saat ini Persijap belum bisa melengkapinya," tutur Nurjamil, Wakil Sekretaris Tim Persijap.
Menurut Nurjamil, Persijap memang sengaja meninggalkan terlebih dahulu aspek finansial. Ini dimaksudkan agar sisa waktu yang ada mampu diefektifkan. Sebab, batas akhir pengumpulan berkas adalah 22 Agustus. Selanjutnya, hasil verifikasi bakal diumumkan tiga hari setelah itu atau pada 25 Agustus mendatang.
"Untuk aspek finansial, kami masih menunggu kejelasan dana. Jika sudah ada, langsung kami transfer. Apalagi, PSSI juga memberikan sedikit kelonggaran dalam hal ini. Sebab, jika dana deposito belum ada, setiap klub bisa menyerahkan bank garansi terlebih dahulu," imbuhnya.
Dengan adanya kelonggaran tersebut, maka Persijap bisa mengerjakan persoalan bank garansi dari Jepara. Jika sudah ada, maka tinggal dikirim melalui faks tanpa harus kembali pergi ke Jakarta.
Saat ini, Persijap memang masih menunggu kepastian dari upaya merger yang telah disampaikan kepada konsorsium Liga Primer Indonesia. Merger inilah yang diharapkan mampu mengatasi persoalan keuangan di tubuh Persijap.
Sekretaris Tim Persijap Arif Darmawan mengungkapkan, timnya sudah mencapai kesepakatan dengan konsorsium LPI mengenai proses merger. Hanya, konsorsium belum memberikan jawaban tim mana yang akan ditunjuk untuk merger dengan Persijap.
"Kesepakatan awal adalah, persoalan teknis dan manajemen tim menjadi kewenangan Persijap. Sedangkan, untuk pengelolaan klub dan sisi bisnis menjadi wilayah LPI," ungkap Arif Darmawan.
Kesepakatan ini dinilai mampu menguntungkan kedua belah pihak. Meskipun tidak bisa mengelola bisnisnya, namun Persijap tetap mendapat keuntungan besar.
"Tetap menggunakan nama Persijap dan berada di Jepara sudah menjadi hal luar biasa bagi kami. Apalagi, persoalan dana diharapkan mampu teratasi dari proses merger ini. Jadi, kami kira kedua belah pihak bisa memetik poin-poin positif dari kesepakatan ini," tutur Arif.
(Sundoyo Hardi/Koran SI/seb)