TEMPO Interaktif, Jambi - Sejak dua pekan terakhir, Kota Jambi dan daerah sekitarnya diselimuti kabut asap. Kondisi itu kian parah dalam tiga hari terakhir sehingga jarak pandang batas minimal 1.800 meter, terutama pada saat pagi dan sore hari.
Kurnianingsih, Koordinator Analisa Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Jambi, Selasa, 23 Agustus 2011, menyatakan belum mengetahui secara pasti apakah kabut yang menyelimuti daerah ini akibat kebakaran lahan dan hutan di wilayah Jambi atau kiriman dari daerah tetangga.
"Kemungkinan kabut asap yang menyelimuti Kota Jambi berasal dari kabut asap kiriman. Berdasarkan analisa BMKG, kabut asap tersebut terbawa oleh angin yang dari arah selatan yakni Sumatera Selatan," ujarnya.
Kurnianingsih pun belum bisa memprediksi, kapan kabut ini akan berakhir, mengingat musim kemarau baru akan berakhir pada September dan awal Oktober. "Kita berharap pada beberapa hari ke depan ada turun hujan, sehingga bisa mengurangi kabut tersebut," katanya.
Sementara itu, berdasarkan data yang diperoleh dari kantor Pengendalian Kebakaran Lahan dan Hutan Kelompok Kerja Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, satelit NOAA dalam dua hari terakhir mencatat di Provinsi Jambi terdapat 32 titik api, tersebar di beberapa kabupaten.
Salah satu kawasan yang terbakar itu yakni, pada lahan gambut di Desa Kumpeh Sponjen, Kabupaten Muarojambi.
SYAIPUL BAKHORI