TEMPO Interaktif, Garut - Dua orang nelayan Pantai Selatan Kabupaten Garut, Jawa Barat, hilang di perairan Pantai Santolo, Kecamatan Cikelet. Mereka di antaranya Mimin, 48 tahun dan Aga 48 tahun, warga Kampung Pasawahan, Desa Mancagahar, Kecamatan Pameungpeuk. "Kedua korban masih dalam pencarian," ujar Wakil Ketua Himpunan Nelayan Kabupaten Garut, Lukman Nulhakim, Minggu 7 Agustus 2011.
Menurut dia, kejadian nahas itu berlangsung saat mereka hendak melaut dini hari tadi, sekitar pukul 04.00 WIB. Perahu Parahyangan milik Dawan yang ditumpangi empat orang nelayan itu terbalik setelah dihempas ombak besar. Akibatnya, semua awak kapal hanyut terbawa gelombang laut.
Namun beruntung, dua orang di antara mereka dapat selamat dan terseret ke bibir pantai bersama perahu hingga akhirnya terdampar di muara sungai Cipalebuh, yang berada di Kampung Punaga, Desa Mandalakasih, Kecamatan Pameungpeuk. Dua orang nelayan yang selamat itu di antaranya Indra, 30 tahun dan Dea, 30 tahun, warga Desa Mancagahar, Kecamatan Pameungpeuk. "Alhamdulillah, mereka yang selamat tidak mengalami luka sedikit pun," ujar Lukman.
Lukman menduga, peristiwa nahas ini terjadi akibat perahu tersebut dikemudikan oleh tekong atau operator perahu yang baru belajar yaitu Dea. Sementara tekong yang sudah biasa, yaitu Mimin tertidur karena tak kuat menahan kantuk.
Akibatnya perahu yang seharusnya berjalan ditengah, ini malah melaju mendekati garis pantai, sehingga perahu langsung terhempas begitu ombak besar datang. "Ini karena tekong belum mengetahui kondisi lapangan makanya perahu langsung terbalik," ujar Lukman.
Hingga berita ini ditulis, pencarian terhadap dua korban masih dilakukan dengan menggunakan 2 perahu motor. Proses pencarian dilakukan dengan cara mengikuti arah angin yang berhembus dari barat ke timur. Tempat pencarian difokuskan di sekitar Pantai Rancabuaya, Kecamatan Caringin hingga Pantai Sancang, Kecamatan Cibalong.
Lukman mengaku pencarian dua korban ini tanpa dibantu personil Kepolisian Perairan dan Udara Kepolisian Daerah Jawa Barat, yang ada di Pantai Santolo, Kecamatan Cikelet.
Alasannya, karena polisi tidak memiliki dana operasional. Akibatnya, proses evakuasi dua korban hilang mengalami kendala karena kurangnya peralatan. "Kami sampai urunan untuk membeli bensin mencari nelayan yang hilang, kalau dibantu dengan Polairud pasti pencarian lebih cepat lagi," ujar Lukman.
SIGIT ZULMUNIR