TEMPO Interaktif, Jakarta- Para petinggi Partai Demokrat menegaskan tidak ada kongres luar biasa atau rencana menonaktifkan Ketua Umum Anas Urbaningrum dalam Rapat Koordinasi Nasional, di Sentul, Jawa Barat, 23-24 Juli 2011 mendatang.
"Anas sekarang ini dizalimi," kata Syarifuddin Hasan, anggota Dewan Pembina yang juga Menteri Koperasi Usaha Kecil dan Menengah usai bertemu Marzuki Ali di kantor Wakil Ketua DPR yang sekaligus Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie di Gedung DPR, Jumat 22 Juli 2011.
Syarif mengakui ada pertemuan itu. Menurut Syarif, kesepakatan yang terjadi dalam pertemuan adalah semuanya sepakat harus mensukseskan Rakornas. Dalam arti konsolidasi, bersih bersih, komitmen yang dipertinggi. "Yang jelas tidak ada KLB, saya jamin itu," kata dia. "Bersih bersih dalam artian yang bermasalah harus didorong diganti, siapa saja yang akan dicoret itu urusan Dewan Kehormatan."
Sebelumnya beredar nama-nama yang kemungkinan akan dijatuhi sanksi. Di antaranya adalah M. Nazaruddin yang menjadi tersangka korupsi wisma atlet SEA Games di Palembang. Juga disebut nama M. Nasir, sepupu Nazarudding.
Pertemuan itu sempat memancing perhatian para wartawan yang bertugas di DPR. Mereka melihat sejumlah orang penting Demokrat masuk ke ruang kerja Marzuki. Mereka adalah, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Syarifuddin Hasan, Menteri Pariwisata dan Kebudayaan Jero Wacik, dan Menteri Aparatur Negara EE Mangindaan. Mereka langsung naik ke ruangan Marzuki Alie di lantai 3 Gedung DPR.
Sebelumnya berembus kabar bahwa Rapat Koordinasi Nasional Partai Demokrat yang berlangsung di Sentul itu akan jadi ajang untuk menggoyang Anas. Rumor itu santer terdengar di kubu pendukung non-Anas. Bukan rahasia lagi, Anas dulu di Kongres pernah mengalahkan kubu Marzuki.
Rumor itu dibantah Syarif. Dia berkukuh mengatakan pertemuan itu sebatas rapat koordinasi untuk mensukseskan Rakornas. "Tidak ada itu, ini inisiatif kami, jangan sampai DPP kenapa-napa," kata Mangindaan. "Media jangan membesar-besarkan, kami datang untuk koordinasi persiapan Rakornas besok agar besok tak beda pendapat."
ALWAN RIDHA RAMDANI