TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah akan mengeluarkan kebijakan tax allowance pada Agustus 2011 sebagai salah satu dukungan terhadap industri otomotif yang ramah lingkungan (Eco Car). Menurut Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, pemerintah akan memberi dukungan berupa insentif karena bersifat inovatif. Tax allowance bisa diberikan bagi yang ramah lingkungan seperti itu. "Keluarnya tahun ini pasti, paling telat Agustus," kata dia dalam acara "Indonesia International Motor Show (IIMS)" ke-19, di JIEXPO, Jakarta, Jumat 22 Juli 2011.
Menteri Perindustrian MS Hidayat menyatakan, ide dari pemberian tax allowance tersebut berawal dari keinginan pemerintah agar perbedaan dari mobil-mobil tersebut tidak terlalu besar, terutama dari segi harga dan teknologi. "Idenya agar bedanya tidak terlalu tinggi dengan memberikan tax allowance," kata Hidayat
Komisaris PT Indomobil Gunadi Sundhuwinata menyatakan kalangan industri sudah siap dengan konsep Green Car. Konsep ini bisa diberlakukan dengan cara bertahap. Apabila mobil Eco Car harus dengan komponen baru, maka tak bisa langsung produksi. "Itu butuh waktu untuk investasinya," katanya.
Menurutnya, ide pemerintah soal Eco Car ini cukup ambisius. Harapannya, tiap merek bisa memproduksi 100- 200 ribu unit Eco Car. Dengan target ada 600 ribu Eco Car, setidaknya butuh 3-4 merek yang harus memproduksi Eco Car. Menurutnya, ada sebuah merek yang mau bangun pabrik. Untuk investasinya saja butuh US$ 1,5 miliar. Dengan jumlah ini, setidaknya butuh 40 pabrik untuk memproduksi komponen yang dibutuhkan. Harapannya, komponen tier 1, 2, dan 3 tumbuh semua.
Jonfis Fandy, Direktur Marketing PT Honda Prospek Motor, menyatakan akan mempelajari aturannya dulu. Insentif, kata dia, perlu diberikan dalam sektor pajak. "Pajak bisa dikurangi, terutama pajak barang mewah, PPN, dan Bea Balik Nama," kata dia. Untuk itu, perlu tambahan insentif lain berupa penambahan fasilitas jalan, parkir khusus, atau masuk tol gratis. Dengan ini, pasar Green Car bisa terbuka.
NUR ROCHMI