TEMPO Interaktif, Jakarta - Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zainul Majdi mengatakan kecewa atas pembelian 2,2 persen saham PT Newmont Nusa Tenggara oleh PT Indonesia Masbaga Investama dengan memakai dana Newmont sendiri. "Kami kecewa Newmont bertindak di belakang layar," ujarnya saat dihubungi Rabu, 20 Juli 2011.
Menurut Zainul, seharusnya pemerintah pusat tidak membiarkan itu terjadi. "Itu menghilangkan esensi divestasi," katanya. Dia berharap pemerintah berkomitmen mengamankan 51 persen saham Newmont agar dikuasai negara. "Harusnya kepentingan nasional yang dominan, pemerintah pusat bersama daerah dan swasta yang dari Indonesia," tuturnya.
Pasca divestasi, Newmont seharusnya hanya menguasai 49 persen saham. Sisanya, sebanyak 24 persen dimiliki PT Multi Daerah Bersaing yang dibentuk pemerintah daerah bersama kelompok usaha Bakrie.
Sedangkan sebanyak 17,8 persen dikuasai PT. Pukuafu Indah, 7 persen oleh pemerintah pusat, dan 2,2 persen milik PT. Indonesia Masbaga Investama.
Namun belakangan pemerintah menyelidiki pembelian 2,2 persen saham Newmont oleh Masbaga. Sebab, berdasar dokumen Newmont Mining Corporation diketahui perusahaan asal Amerika Serikat ini mengucurkan utang kepada Masbaga untuk mendanai pembelian saham tersebut. Sehingga, sebagai pemberi dana, Newmont bisa mengontrol hak suara Masbaga dalam pengambilan keputusan di jajaran pemegang saham Newmont
ATMI PERTIWI