TEMPO Interaktif, Christchurch - Tujuh tahun setelah mata-mata Israel diketahui beroperasi di Selandia Baru, kini petugas negara itu kembali menemukan kemungkinan baru bahwa agen intelijen Israel, Mossad, beroperasi di Christchurch, salah satu kota terbesar di Selandia Baru yang diguncang gempa pada Februari lalu.
Hal ini terungkap setelah Israel berusaha mencari tiga warganya yang hilang dan tewas saat gempa mengguncang Christchurch. Berdasarkan laporan yang ditulis media Selandia Baru, Israel mengirim tim untuk mencari warganya itu. Reaksi Israel seperti ini tak pernah terjadi sebelumnya hingga menimbulkan kecurigaan bahwa warga Israel itu adalah agen Mossad.
Kecurigaan semakin kuat setelah dua kelompok pencari swasta yang dikirim tanpa berkoordinasi lebih dahulu dengan petugas di Yerusalem mendesak untuk mencari korban di lokasi gempa, tapi akhirnya dihalangi petugas Selandia Baru.
Reaksi berlebihan Israel terhadap warganya itu juga terlihat saat Perdana Menteri Selandia Baru John Key, yang juga Yahudi, berbicara dengan sejawatnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, empat kali saat gempa terjadi. Disebutkan juga bahwa Duta Besar Israel Shemi Tzur, yang berada di ibu kota Wellington, langsung memesan tiket pesawat ke Christchurch. Selanjutnya, Menteri Pertahanan Israel Matan Vilnai langsung meninggalkan kota yang dihantam bencana itu.
Dugaan semakin tak terbantahkan setelah tiga warga Israel lainnya yang berhasil selamat dari kecelakaan mobil meninggalkan begitu saja seorang temannya yang tewas, Ofer Mizrahi. Laporan selanjutnya menyebutkan Mizrahi mempunyai lima paspor. Badan Keamanan Selandia Baru menduga Mizrahi adalah agen Mossad setelah tim pencari Israel ingin mengambil paspornya dan tiga temannya langsung pulang ke Israel.
Dilaporkan surat kabar lokal, Southland Times, petugas keamanan menduga agen Mossad datang ke Christchurch untuk mencuri informasi intelijen dari komputer kepolisian nasional. Atas temuan ini, otoritas Selandia Baru menggelar investigasi yang oleh petugas keamanan senior disebut "aktivitas mencurigakan beberapa kelompok Israel selama dan setelah gempa". Tapi, Shemi Tzur di Wellington membantah dugaan ini. Begitu juga dengan polisi Selandia Baru, mereka membantah telah terjadi kebocoran data keamanan nasional. Sedangkan Perdana Menteri Key mengatakan kejadian itu "bukan dalam kepentingan nasional".
HAARETZ | 3NEWS | SUNARIAH