"Kebijakan Solusi Pengadaan Beras Sudah Telat"

Halaman ini telah diakses: Views
juandry8
Pipes Output
"Kebijakan Solusi Pengadaan Beras Sudah Telat"
Jul 19th 2011, 09:47

JAKARTA - Langkah antisipasi pengadaan beras nasional seharusnya bisa dilakukan pemerintah jika sejak awal memiliki kebijakan untuk menemukan solusi pengadaan beras tanpa harus impor.

"Kebijakan solusi untuk kebutuhan nasional telat, penyerapan produksi pada panen raya sudah telat," ujar pengamat pertanian Khudori saat dihubungi okezone, Jakarta, Selasa (19/7/2011).

Menurutnya, saat ini pemerintah hanya berfokus kepada kestabilan harga, kurang memperhatikan pada sektor pasokan, cadangan yang dimiliki sebelumnya tidak dilempar ke pasaran. "Pemerintah salah hanya fokus pada kestabilan harga," jelasnya.

Pihaknya menambahkan, fokus pemerintah dalam kestabilan harga hanya mengundang pertanyaan bagi masyarakaat. Sebelumnya pemerintah pernah mengungkapkan jika stok beras nasional surplus tapi selalu ada izin impor beras, "Ketika pemerintah yakin surplus tapi tidak dikeluarkan, malah ada izin impor beras," ungkapnya.

"Harga beras dunia lebih rendah dari harga beras di sini, sehingga ada disparitas harga, ini yang menjadi pertanyaan," tanyanya.

Selain itu, untuk menyambut bulan puasa dan Lebaran, menurutnya pemerintah tidak memiliki ketegasan dalam pengaturan harga semua kebutuhan pokok, "Ini kan sudah siklus tahunan, seharusnya pemerintah mempunyai solusi agar tidak terjadi kenaikan harga seperti tahun sebelumnya," tutupnya.
(and)

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post
1 Comments
  • omyosa
    omyosa 25 Juli 2011 pukul 09.33

    SUDAHLAH, JANGAN MENGELUH !!!
    MARI KITA BUAT PETANI TERSENYUM
    KETIKA PANEN TIBA

    Petani kita sudah terlanjur memiliki mainset bahwa untuk menghasilkan produk-produk pertanian berarti harus gunakan pupuk dan pestisida kimia.
    NPK yang antara lain terdiri dari Urea, TSP dan KCL serta pestisida kimia pengendali hama sudah merupakan kebutuhan rutin para petani kita, dan sudah dilakukan sejak 1967 (masa awal orde baru) hingga sekarang.
    Produk hasil pertanian mencapai puncaknya pada tahun 1984 pada saat Indonesia mencapai swasembada beras dan kondisi ini stabil sampai dengan tahun 1990-an. Capaian produksi padi saat itu bisa 6 -- 8 ton/hektar.
    Petani kita selanjutnya secara turun temurun beranggapan bahwa yang meningkatkan produksi pertanian mereka adalah Urea, TSP dan KCL, mereka lupa bahwa tanah kita juga butuh unsur hara mikro yang pada umumnya terdapat dalam pupuk kandang atau pupuk hijau yang ada disekitar kita, sementara yang ditambahkan pada setiap awal musim tanam adalah unsur hara makro …

Add Comment
comment url