Serba-Serbi Peluncuran Buku Penulisan Ulang Sejarah RI - juandry blog

Halaman ini telah diakses: Views
kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Serba-Serbi Peluncuran Buku Penulisan Ulang Sejarah RI
Dec 15th 2025, 09:12 by kumparanNEWS

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon meresmikan buku sejarah RI di kantor Kemenbud, Jakarta pada Minggu (14/12/2025). Foto: Luthfi Humam/kumparan
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon meresmikan buku sejarah RI di kantor Kemenbud, Jakarta pada Minggu (14/12/2025). Foto: Luthfi Humam/kumparan

Menteri Kebudayaan Fadli Zon meluncurkan buku penulisan ulang sejarah RI. Buku itu bertajuk "Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global".

Ia mengatakan, buku ini ditulis oleh para sejarawan dari perguruan tinggi maupun oleh para sejarawan tanpa campur tangan pemerintah.

"Jadi memang ini ditulis oleh para ahlinya, yaitu sejarawan Indonesia yang tadi telah disebutkan, 123 penulis dari 34 perguruan tinggi se-Indonesia," kata Fadli dalam acara launching buku sejarah RI di Kantor Kemenbud, Jakarta, Minggu (14/12).

Fadli menjelaskan, buku sejarah itu berisi 10 jilid dengan 7.958 halaman. Dimulai dari era kemerdekaan hingga era demokrasi. Menurutnya, buku sejarah ini belum sempurna karena belum mencakup keseluruhan dari sejarah Indonesia.

"Sepuluh jilid yang telah dihasilkan oleh para penulis, para sejarawan kita, tentu tidaklah sempurna. Kenapa saya katakan tidak sempurna? Karena pasti tidak akan mencakup secara keseluruhan," ungkapnya.

Wajar Jika Ada Perbedaan Pendapat

Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menyampaikan sambutan acara peluncuran buku sejarah RI di kantor Kemenbud, Jakarta pada Minggu (14/12/2025).    Foto: Luthfi Humam/kumparan
Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menyampaikan sambutan acara peluncuran buku sejarah RI di kantor Kemenbud, Jakarta pada Minggu (14/12/2025). Foto: Luthfi Humam/kumparan

Politikus Gerindra ini menyinggung soal penulisan sejarah RI ini yang juga mendapat penolakan. Menurutnya, hal ini merupakan hal yang wajar dalam negara demokrasi.

"Saya kira kalau terjadi perbedaan pendapat itu satu hal yang sangat biasa, dan saya kira harus agree to disagree sebagai bagian dari demokrasi kita," tuturnya.

"Saya yakin ini bukan untuk kepentingan politik, ini adalah untuk kepentingan bangsa dan negara kita. Dan ini adalah bagian dari upaya kita untuk merawat memori kolektif bangsa," tutup dia.

Fadli Zon Sebut Belum Baca Buku Sejarah RI yang Ditulis Ulang: Saya Tak Bohong

Menbud Fadli Zon mengaku belum pernah membaca buku penulisan sejarah ulang RI yang digarap Kementerian Kebudayaan.

Ia mengatakan, buku itu ditulis oleh 123 sejarawan dari 34 perguruan tinggi. Ia menegaskan buku sejarah itu ditulis tanpa campur tangan pemerintah.

"Jadi ini bukan ditulis oleh saya, oleh Pak Restu (Dirjen Perlindungan Kebudayaan Kemenbud), atau oleh orang Kementerian Kebudayaan. Kita memfasilitasi para sejarawan untuk menulis sejarah. Kalau sejarawan tidak menulis sejarah, lantas bagaimana kita merawat memori kolektif bangsa kita," kata Fadli dalam acara peresmian buku sejarah RI yang berjudul Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global di Kantor Kemenbud, Jakarta pada Minggu (14/12).

Buku ini satu lembar pun belum pernah saya lihat, jadi saya tidak bohong." --Menteri Kebudayaan Fadli Zon.

Ia menyebut, buku sejarah itu berisi 10 jilid dengan 7.958 halaman. Menurutnya, buku itu masih belum sepenuhnya mencakup sejarah Indonesia.

"Sepuluh jilid yang telah dihasilkan oleh para penulis, para sejarawan kita, tentu tidaklah sempurna. Kenapa saya katakan tidak sempurna? Karena pasti tidak akan mencakup secara keseluruhan," paparnya.

Kemenbud Mau Tulis Ulang Sejarah Mempertahankan Kemerdekaan RI-Kerajaan

Menteri Kebudayaan Fadli Zon memberikan keterangan pers usai meresmikan buku sejarah RI, "Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global" di Kantor Kemenbud, Jakarta pada Minggu (14/12/2025). Foto: Luthfi Humam/kumparan
Menteri Kebudayaan Fadli Zon memberikan keterangan pers usai meresmikan buku sejarah RI, "Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global" di Kantor Kemenbud, Jakarta pada Minggu (14/12/2025). Foto: Luthfi Humam/kumparan

Kementerian Kebudayaan bakal melanjutkan proyek penulisan sejarah usai meresmikan buku penulisan sejarah ulang RI. Penulisan selanjutnya adalah sejarah mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan, penulisan sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan pada rentang tahun 1945 hingga 1950 perlu dipertajam dan diperluas dalam buku tersendiri.

"Ada sejarah saya kira yang salah satu yang penting untuk kita tulis, dari salah satu jilid ini tetapi harus kita pertajam, perluas, karena kroniknya cukup lumayan banyak, dinamikanya banyak, yaitu Sejarah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia 1945-1950," kata Fadli dalam acara peluncuran buku sejarah RI di Kantor Kemenbud, Jakarta, Minggu (14/12).

Fadli menilai penulisan sejarah pada rentang itu dinilai penting karena pada rentang waktu itu adalah momen kembalinya Indonesia menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Politisi Gerindra itu mengungkapkan, Kemenbud melalui Direktorat Jenderal Sejarah juga akan menulis peristiwa sejarah saat masa kerajaan.

Fadli Zon: Sejarah Indonesia Dijajah Belanda 350 Tahun Termasuk yang Direvisi

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan keterangan pers di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/11/2025).  Foto: Luthfi Humam/kumparan
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan keterangan pers di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/11/2025). Foto: Luthfi Humam/kumparan

Fadli menilai, ada sejumlah sejarah yang masuk dalam bagian sejarah yang direvisi. Misalnya, soal paradigma Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun.

"Dan kalau tidak salah juga selama ini kita diwarisi oleh satu pemikiran yang mungkin ketika itu konteksnya dapat untuk memupuk kesadaran nasional kita, bahwa kita ini dijajah 350 tahun," kata Fadli Zon dalam peluncuran buku sejarah RI di Kantor Kemenbud, Jakarta pada Minggu (14/12).

"Saya kira ini juga perlu direvisi, dan saya kira itu termasuk yang kita revisi, kalau tidak salah dari para sejarawan," imbuhnya.

Fadli mengatakan, dalam buku sejarah yang baru diluncurkan ini mengedepankan soal perjuangan daerah-daerah dalam melawan penjajah.

"Yang kita tonjolkan adalah bagaimana perlawanan-perlawanan yang ada di daerah, baik itu terhadap Belanda, terhadap Inggris, terhadap Daendels ketika itu di era Napoleon, dan juga terhadap Jepang," ungkapnya.

Lebih lanjut, Fadli juga menyebutkan penulisan sejarah yang ditulis oleh 123 sejarawan dari 34 perguruan tinggi ini sudut pandangnya ditulis dari sisi Indonesia. Sedangkan, menurutnya, perspektif saat ini masih dalam perspektif kolonial.

"Jadi kita tidak dijajah 350 tahun. Tetapi perlawanan-perlawanan itu, ada yang dijajah mungkin 40 tahun, ada yang 10 tahun, ada yang tidak dijajah sama sekali, ada yang mungkin 100-200 tahun dan seterusnya," pungkasnya.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url