Sindrom Anak Perempuan Pertama yang Jadi Fenomena Universal - juandry blog

Halaman ini telah diakses: Views
kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Sindrom Anak Perempuan Pertama yang Jadi Fenomena Universal
Oct 27th 2025, 08:00 by kumparanWOMAN

Ilustrasi perempuan menundukkan kepala di ruangan minim pencahayaan. Foto: Cat Box/Shutterstock
Ilustrasi perempuan menundukkan kepala di ruangan minim pencahayaan. Foto: Cat Box/Shutterstock

Anak perempuan pertama dalam sebuah keluarga sering berada dalam posisi yang berbeda dari saudara-saudaranya. Mereka kerap diminta membantu adik-adik, menjadi penghubung konflik antar orang tua, atau mengambil alih tugas keluarga saat orang tua sibuk. Istilah "sindrom anak perempuan pertama" digunakan untuk menggambarkan kondisi ketika anak perempuan sulung memikul tanggung jawab lebih dari yang seharusnya bagi usianya.

Kamu anak perempuan pertama dan merasa relate dengan istilah ini? Simak selengkapnya berikut ini.

Mengapa fenomena ini bisa muncul?

Ilustrasi perempuan dan ibu.   Foto: Shutterstock
Ilustrasi perempuan dan ibu. Foto: Shutterstock

Fenomena ini muncul karena beberapa faktor. Pertama, pola asuh orang tua yang mengharapkan anak sulung untuk menjadi panutan atau pengganti orang tua. Kedua, teori urutan kelahiran (birth order) yang menunjukkan bahwa posisi dalam kelahiran dapat mempengaruhi pengalaman hidup individu. Sebagai contoh, penelitian "Birth order differences in education originate in postnatal environments" menyimpulkan bahwa anak-sulung berkinerja lebih baik secara pendidikan dibanding adik-adik karena faktor lingkungan setelah kelahiran, bukan karena faktor genetik atau biologis saja.

Di sisi lain, penelitian "Firstborn, middle child, or last-born: Birth order has only very small effects on personality" menemukan bahwa efek urutan kelahiran terhadap dimensi kepribadian seperti ekstroversi, stabilitas emosional, dan kerjasama ternyata sangat kecil. Dalam beberapa budaya, terutama yang masih mengedepankan pembagian tugas keluarga tradisional, anak perempuan sulung sering diberi beban tambahan berupa pengasuhan adik, membantu pekerjaan rumah, atau menjaga keharmonisan rumah tangga.

Dalam banyak budaya masyarakat, terutama yang masih memegang nilai tradisional, anak perempuan pertama dianggap memiliki tanggung jawab besar di rumah. Mereka sering diberi tugas mengasuh adik, membantu pekerjaan rumah, hingga menjaga keharmonisan keluarga. Peran ini semakin berat ketika komunikasi dalam keluarga tidak terbuka, sehingga anak merasa cinta dan penerimaan hanya bisa diperoleh jika mereka selalu berguna dan dapat diandalkan.

Sebuah penelitian berjudul "Eldest daughters often carry the heaviest burdens" menunjukkan bahwa anak perempuan sulung lebih sering bekerja lebih awal, menikah muda, dan meninggalkan pendidikan dibanding adik-adik mereka. Fenomena tersebut memperlihatkan bahwa tekanan pada anak sulung perempuan bersifat global, tidak terbatas pada satu budaya saja.

Ciri yang kerap muncul pada anak perempuan pertama

Ilustrasi depresi pada perempuan. Foto: Shutterstock
Ilustrasi depresi pada perempuan. Foto: Shutterstock

Beberapa ciri umum muncul berulang kali pada anak perempuan pertama di berbagai studi. Mereka cenderung perfeksionis dan berorientasi pada pencapaian karena ingin membuktikan diri. Rasa tanggung jawab tinggi membuat mereka mandiri dan tangguh sejak kecil. Sifat peduli muncul karena terbiasa berperan sebagai pengasuh, sementara kecenderungan menengahi konflik menjadikan mereka mediator alami dalam keluarga.

Namun sisi lain dari sifat-sifat ini sering kali melelahkan. Tekanan untuk selalu kuat membuat mereka rentan terhadap stres, kelelahan emosional, dan kecemasan. Dilansir "Parentified daughter: what it means and signs" dari Verywell Mind, anak perempuan yang mengambil peran orang tua sejak dini berisiko mengalami gangguan kecemasan, depresi, dan kesulitan membangun batas emosional yang sehat.

Dampak yang sering tidak terlihat

Ilustrasi perempuan burn out di tempat kerja. Foto: Shutterstock
Ilustrasi perempuan burn out di tempat kerja. Foto: Shutterstock

Banyak anak perempuan pertama tumbuh menjadi sosok pekerja keras dan tangguh, tetapi di balik kekuatan itu ada kelelahan yang jarang diakui dan ditunjukkan. Kebutuhan pribadi pun sering diabaikan demi keluarga karena anak perempuan pertama dianggap bisa mengatasi segalanya. Dorongan untuk selalu unggul menimbulkan rasa takut gagal. Validasi diri pun kerap bergantung pada pencapaian atau pengakuan orang lain.

Ketika tekanan ini dibiarkan tanpa dukungan, dampaknya bisa serius. Dalam jangka panjang, beban emosional tersebut dapat memengaruhi kesehatan mental dan kepercayaan diri. Kondisi ini juga dapat menular ke generasi berikutnya ketika pola asuh serupa diterapkan tanpa disadari.

Cara untuk melepaskan diri dari tekanan

Ilustrasi perempuan menatap langit. Foto: sukiyaki/Shutterstock
Ilustrasi perempuan menatap langit. Foto: sukiyaki/Shutterstock

Kesadaran untuk melepaskan diri dari tekanan ini menjadi langkah awal yang krusial. Anak perempuan pertama perlu memahami bahwa mereka tidak harus selalu kuat dan tidak wajib memenuhi semua ekspektasi. Menetapkan batasan dengan keluarga, belajar meminta bantuan tanpa rasa bersalah, serta memberi ruang bagi diri sendiri adalah bentuk perawatan diri yang penting.

Menerima bahwa tidak apa-apa untuk lelah dan tidak selalu menjadi penolong dapat menjadi langkah pemulihan. Dengan dukungan keluarga dan lingkungan, beban yang dulu terasa sebagai tanggung jawab tak berujung bisa perlahan berubah menjadi rasa seimbang antara memberi dan menjaga diri.

Fenomena ini menunjukkan bahwa tekanan terhadap anak perempuan pertama lahir dari cara keluarga memaknai tanggung jawab dan kedewasaan. Di banyak rumah, posisi anak pertama masih diartikan sebagai simbol kesiapan, padahal yang mereka butuhkan sering kali hanya ruang yang cukup bagi mereka untuk tumbuh.

Penulis: Zulfa Salman

BACA JUGA: Fenomena Birthday Blues, Perasaan Depresi Jelang Hari Ulang Tahun

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url