Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa (kanan) dan Wakil Menteri Keuangan Thomas A. M. Djiwandono (kiri) mengikuti rapat kerja bersama Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (30/9/2025). Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyoroti persoalan energi di Indonesia yang hingga kini masih bergantung pada impor produk minyak dari luar negeri, terutama Singapura. Ia menyinggung Indonesia tidak pernah lagi membangun kilang minyak baru sejak terakhir kali pada tahun 1988 yaitu Kilang Balongan.
"Sudah berapa puluh tahun kita alami hal ini? Kita pernah bangun kilang baru, enggak? Sejak krisis sampai sekarang, enggak pernah," ujar Purbaya dalam rapat dengan Komisi XI DPR, Selasa (30/9).
Purbaya mengingatkan, rencana pembangunan tujuh kilang baru oleh Pertamina yang dijanjikan sejak 2018 hingga kini tak ada satu pun yang terealisasi. Menurutnya, hal ini membuat Indonesia terus merugi karena harus mengimpor produk minyak jadi dari luar negeri.
"Dulu mereka janji dalam lima tahun akan bangun tujuh kilang. Sampai sekarang enggak ada satu pun. Jadi kita rugi besar, karena kita impor dari Singapura," tegasnya.
Ia menambahkan, parlemen juga perlu ikut mengawasi Pertamina agar proyek-proyek strategis benar-benar berjalan. Jika tidak ada progres, pemerintah tak segan memangkas anggaran bahkan mengganti pimpinan perusahaan.
"Kalau enggak jalan, kita potong uangnya. Saya kan pengawas, saya ganti saja dirutnya. Jadi tolong DPR juga kontrol," kata Purbaya.
Dua petugas Pertamina memeriksa pipa jalur distribusi BBM yang akan dikirim ke terminal bahan bakar untuk kebutuhan Jakarta, banten dan Jawa barat di Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balongan di Indramayu, Jawa Barat. Foto: Dhedez Anggara/ANTARA FOTO
Purbaya mengungkapkan dirinya bahkan pernah menawarkan solusi alternatif kepada Pertamina dengan melibatkan investor asing untuk pembangunan kilang. Namun, usulan itu ditolak dengan alasan kelebihan kapasitas.
"Waktu itu saya kaget. Overcapacity apa? Janji tujuh kilang saja enggak ada yang jadi," ujarnya.
Menurut Purbaya, kelemahan di sektor hilir energi ini membuat subsidi semakin berat ditanggung negara. Padahal, jika kilang baru dibangun, Indonesia bisa lebih mandiri dan subsidi bisa ditekan agar tepat sasaran.
"Tujuan kita sama, mengurangi subsidi dan membuat subsidi yang ada pun lebih murah," pungkasnya.