Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (21/10/2025). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan proyek kereta cepat Whoosh Jakarta-Bandung untuk menghidupkan ekonomi daerah sekitar.
Menurut Purbaya, Whoosh memiliki misi pengembangan daerah di setiap lokasi pemberhentiannya. Adapun sementara ini Whoosh memiliki 4 stasiun pemberhentian yakni Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar.
"Ada betulnya juga sedikit (pernyataan Jokowi), karena kan Whoosh sebetulnya ada misi regional development juga," ungkapnya usai Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, Selasa (28/10).
Namun, Purbaya meminta agar pengembangan daerah di sekitar pemberhentian Whoosh masih harus digencarkan, meskipun dia tidak membantah pernyataan Jokowi bahwa proyek ini memiliki tujuan sosial.
"Tapi yang regionalnya belum dikembangkan mungkin di mana ada pemberhentian di sekitar jalur Whoosh supaya ekonomi sekitar itu tumbuh. Itu harus dikembangkan ke depan, jadi ada betulnya," imbuh Purbaya.
Di sisi lain, dia juga menegaskan bahwa Whoosh, yang kini terjerat utang jumbo, tidak lagi menjadi beban fiskal negara. Sebab, pendanaan sudah menjadi tanggung jawab Danantara Indonesia.
Kereta cepat Whoosh melintas di Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (31/7/2025). Foto: Abdan Syakura/ANTARA FOTO
"Whoosh, kan kita enggak biayain kan? Sekarang enggak ada (risiko fiskal) kan Danantara yang bayar kan harusnya," kata Purbaya.
Sebelumnya, Jokowi mengatakan pembangunan transportasi massal, baik itu MRT, LRT, KRL, hingga kereta cepat berfungsi untuk mengurangi kerugian negara akibat kemacetan.
"Jadi transportasi massal atau umum bukan diukur dari laba tapi diukur dari keuntungan sosial. Social return of investment. Pengurangan emisi karbon, produktivitas masyarakat jadi lebih baik, polusi juga berkurang, dan waktu tempuh lebih cepat. Di situlah ada keuntungan sosial," katanya di Solo, Jawa Tengah, dikutip dari Antara, Senin (27/10).
Jokowi menyebutkan, sejak awal beroperasi, sejumlah transportasi massal mampu mencatatkan kinerja yang baik. Selain itu, dia juga menghitung efek ganda dari sektor ekonomi, termasuk menumbuhkan ekonomi baru dan pariwisata.
"Di Bandung dengan adanya Whossh juga bagus, pariwisata, meningkatnya nilai properti. Itu sebagai pembanding," katanya.
Khusus Whoosh, dia menilai juga berhasil mencatatkan angka positif dari sisi jumlah penumpang. Saat ini, Whoosh mengangkut sekitar 19.000 penumpang per hari, dengan total sekitar 12 juta penumpang.
"Makin banyak yang pakai maka kerugian makin kecil. Apalagi ini kan baru tahun-tahun pertama. Perkiraan akan turun lagi (kerugian) setelah enam tahun. Itu tergantung perpindahan orang dari transportasi pribadi ke transportasi massal," lanjut Jokowi.