Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (21/10/2025). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) kembali memutuskan menahan suku bunga acuan atau BI Rate di level 4,75 persen pada Oktober 2025. Suku bunga deposit facility dipertahankan di 3,75 persen, dan lending facility tetap di 5,5 persen.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menilai, kebijakan menahan BI Rate memberi waktu bagi sistem keuangan untuk menyalurkan dampak likuiditas ke sektor riil. Meski pertumbuhan kredit pada September baru menunjukkan kenaikan terbatas.
Berdasarkan data, pertumbuhan kredit bulan itu mencapai 7,7 persen, naik tipis dari 7,56 persen pada Agustus. Menurut Purbaya, efek penyaluran dana ke ekonomi belum terasa sepenuhnya.
"Mungkin September belum full impact dari uang itu. Tapi kalau kita dari individual bank kan naiknya udah clear kan," ujarnya kepada wartawan di Kantor Pusat Kementerian Keuangan, Kamis (23/10).
Dia menilai peningkatan dari 6 persen ke 7 persen sudah menunjukkan tanda perbaikan, meski prosesnya masih bertahap.
"Kalau dari 6 ke 7 itu naik 1 persen kan udah lumayan indikasinya membaik. Tapi pelan-pelan harusnya sih kalau impact-nya sudah full itu kreditnya harusnya mendekati double digit nanti," katanya.
Lebih lanjut, Purbaya optimistis pertumbuhan kredit bisa menembus dua digit di akhir tahun seiring membaiknya aktivitas ekonomi.
Petugas keamanan melakukan penjagaan di kawasan Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (3/9/2025). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
"Saya harapkan sebisa double digit. Kalau September kan emang masih dampak kerusuhan yang sebelumnya kan dan perlambatan ekonomi dalam beberapa bulan sebelumnya. Saya pikir nanti Oktober, November, Desember akhir tahun lah kita lihat seperti apa pertumbuhan kreditnya," ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga momentum likuiditas melalui kebijakan fiskal yang fleksibel.
"Itu harapan saya dengan uang yang Rp 200 triliun tadi pertumbuhannya makin kencang sehingga ekonominya juga pertumbuhannya makin kencang. Kita akan monitor terus dari waktu ke waktu, kalau kurang kita akan tambah lagi uang dari sistem," jelasnya.