Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa bersiap mengikuti rapat kerja bersama Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (30/9/2025). Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mencatat layanan pengaduan Lapor Pak Purbaya yang baru dibuka dua hari lalu telah menerima 15.933 pesan WhatsApp.
Pesan itu terdiri dari 13.285 laporan yang tengah diverifikasi dan 2.459 pesan lainnya berisi ucapan selamat serta dukungan terhadap inisiatif tersebut.
Purbaya menyoroti adanya pengaduan mengenai peredaran rokok ilegal di Tanah Air. Ia meyakini sebagian pelaku di balik peredaran rokok ilegal kemungkinan memiliki backing dari oknum internal Bea Cukai.
"Katanya banyak backing-nya, backing-nya paling orang Bea Cukai juga, ada juga yang lain-lain. Tapi yang jelas akan kita bereskan itu," kata Purbaya dalam diskusi dengan awak media di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (17/10).
Laporan tersebut berasal dari warga Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, yang menyebutkan petugas Bea Cukai Tanjung Balai Karimun salah mengambil tindakan dalam menindak rokok tanpa cukai yang beredar di masyarakat.
Aduan itu juga menyebutkan petugas Bea Cukai setempat lebih sering merazia warung kecil ketimbang menindak distributor besar rokok ilegal yang menjadi aktor utama.
"Mereka seperti tutup mata dan telinga, padahal harusnya distributor besar ini yang dibasmi," tulis pelapor yang dibacakan Purbaya.
Purbaya kemudian membentuk tim khusus di Kementerian Keuangan yang beranggotakan unsur Bea Cukai dan Direktorat Jenderal Pajak. Tim ini bertugas memetakan para cukong dan jaringan distribusi rokok ilegal di berbagai daerah untuk kemudian diproses hukum.
"Mereka kan tahu siapa-siapa saja cukongnya. Saya suruh list di setiap daerah siapa cukong-cukongnya. Kalau ada gangguan atau barang masuk yang terkait cukong itu, langsung kita proses," tuturnya.