Ilustrasi Perempuan India memakai Sari. Foto: Shutterstock
Setiap negara dan budaya di seluruh dunia memiliki caranya masing-masing untuk merayakan momen-momen tertentu dalam hidup, mulai dari kelahiran, ulang tahun, sampai menstruasi pertama. Menstruasi menandai masa transisi perempuan ke fase pubertas. Di beberapa budaya dan kepercayaan, menstruasi adalah hal yang sakral dalam hidup perempuan sehingga pantas untuk dirayakan.
Meskipun tidak semua negara dan kebudayaan merayakan menstruasi pertama. Seperti apa, ya, tradisi perayaan menstruasi pertama perempuan di seluruh dunia? Simak artikel berikut ini.
Tradisi merayakan menstruasi dengan hal positif di Brasil
Perempuan Suku Tikuna, Brazil. Foto: Michael Dantas/AFP
Brasil memiliki banyak masyarakat adat yang masih mempertahankan dan menjaga busaya serta tradisi mereka sampai saat ini. Dilansir Survival International, ada setidaknya 305 suku asli yang tinggal di Brasil, dengan total sekitar 1,7 juta orang atau 0,8% dari populasi Brasil.
Salah satu suku asli Brasil, Suku Tikuna, merayakan menstruasi pertama perempuan dengan cara yang unik dan edukatif. Perempuan akan menghabiskan tiga bulan sampai satu tahun di dalam kamar atau rumah untuk belajar dan mengembangkan diri mereka. Hal-hal yang dipelajari pun beragam, mulai dari sejarah, budaya, sampai kepercayaan.
Tradisi ini disebut Pelazon. Pelazon nantinya akan diakhiri dengan perayaan sebagai simbol para perempuan diterima kembali ke dalam komunitas.
Tradisi The Sunrise Ceremony di Amerika Utara
Suku Bangsa Apache Gunung Putih, menari selama acara 29th Annual Spring Planting Moon Pow Wow yang diselenggarakan oleh Massachusetts Center for Native American Awareness di Marshfield Fair Grounds, Marshfield. Foto: Joseph Prezioso/AFP
Suku-suku Asli Amerika di wilayah Amerika Utara juga memiliki tradisi khusus untuk merayakan menstruasi pertama perempuan. Salah satu yang paling dikenal adalah The Sunrise Ceremony yang dijalankan oleh Suku Apache.
Perayaan ini berlangsung selama beberapa hari dan melibatkan ritual tarian, doa, serta pemberian hadiah. Perempuan yang merayakan akan mengenakan busana simbolik yang sarat makna spiritual.
Selama upacara, mereka juga mendapatkan doa restu dari para tetua agar kelak tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan bijak. Acara kemudian ditutup dengan jamuan makan bersama sebagai wujud syukur dan kebersamaan.
Tradisi Ritushuddhi di India Selatan
Ilustrasi perempuan India mengenakan sari. Foto: Rajani Gharami/Shutterstock
Di beberapa komunitas India Selatan, menstruasi pertama dirayakan dengan upacara bernama Ritushuddhi atau Ritu Kala Samskara. Perayaan ini menandai transisi seorang anak perempuan menuju tahap kehidupan yang baru.
Pada momen tersebut, keluarga biasanya mengundang kerabat dan tetangga untuk hadir. Perempuan yang dirayakan pun akan mengenakan busana tradisional Langa Voni yang terdiri atas rok panjang dan kain sari.
Ia juga menerima berbagai hadiah sebagai tanda dukungan dan kasih sayang dari keluarga besar. Upacara ini menjadi momen penting yang mempererat hubungan keluarga sekaligus identitas budaya.
Tradisi makan sekihan di Jepang
Ilustrasi Sekihan. Foto: bonchan/Shutterstock
Di Jepang, tradisi yang masih dijalankan di beberapa daerah untuk merayakan menstruasi pertama adalah menyajikan panganan tradisional bernama sekihan. Sekihan dibuat dari nasi ketan yang dimasak bersama kacang azuki. Warna merah dari kacang azuki dianggap melambangkan kebahagiaan, kehidupan baru, dan harapan baik bagi masa depan perempuan. Hidangan ini disantap bersama keluarga sebagai bentuk syukur dan doa agar sang anak tumbuh sehat serta berbahagia dalam menjalani fase kehidupannya.
Tradisi tunudra di Fiji
Sekelompok wanita Fiji menari tarian tradisional perempuan. Foto: ChameleonsEye/Shutterstock
Di beberapa komunitas di Fiji, terdapat tradisi bernama tunudra yang digelar pada hari keempat menstruasi pertama. Keluarga akan mempersiapkan pesta khusus untuk merayakan peristiwa penting ini.
Dalam acara tersebut, para perempuan mendapatkan perhatian penuh dari keluarga besar yang menyambut mereka sebagai individu dewasa. Berbagai macam makanan akan disajikan kepada seluruh tamu yang hadir. Selain merayakan masa transisi perempuan, perayaan ini bertujuan untuk memperkuat ikatan sosial di dalam komunitas.