Gedung Grahadi Surabaya sisi kiri atau barat dibakar massa tak dikenal pada Sabtu malam (30/8). Dari informasi yang beredar disebutkan bahwa yang terbakar adalah rumah dinas Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Edy Herwiyanto, mengatakan, terbakarnya sejumlah ruangan tersebut diduga ada lemparan bom molotov yang mengarah ke bangunan bersejarah tersebut. Gedung Grahadi yang terletak di Jl. Gubernur Suryo, Embong Kaliasin, Kec. Genteng, Surabaya, Jawa Timur itu diketahui sebagai salah satu gedung bersejarah di Jawa Timur.
Gedung yang dibangun pada tahun 1796 sudah berusia 230 tahun atau lebih dari 2 abad. Lalu apa saja fakta menarik dari Gedung Grahadi? Berikut kumparan rangkum lima fakta menarik Gedung Grahadi yang hangus terbakar.
1. Berusia 230 Tahun
Gedung Grahadi, Surabaya. Foto: Shutterstock
Dikutip dari laman dispusip.surabaya.go.id, Gedung Grahadi dibangun pada tahun 1796 di bawah pemerintahan gezaghebber, Dirk van Hogendorp.
Saat itu, gedung tersebut dikenal sebagai Huis van Simpang, dan menghadap ke utara, menghadap Sungai Kalimas, yang pada saat itu merupakan jalur transportasi utama di Surabaya.
Daendels, gubernur jenderal yang secara langsung mengelola Surabaya sebagai pusat kota pertahanan, merombak dan merenovasi Huis van Simpang agar menghadap ke selatan, menghadap Jalan Simpang sebagai bagian dari Jalan Raya Pos.
Renovasi ini dilakukan pada tahun 1810. Gedung tersebut kemudian digunakan sebagai kediaman resmi Residen. Sekarang, gedung tersebut menjadi kediaman resmi Gubernur Jawa Timur.
2. Berarti Rumah Besar
Gedung Grahadi, Surabaya. Foto: Shutterstock
Gedung Grahadi merupakan salah satu bangunan bersejarah di Kota Surabaya, Jawa Timur.
Pembangunan Gedung Grahadi bertujuan untuk menjadi rumah tinggal bagi residen sekaligus pusat administrasi pemerintahan kolonial.
Nama "Grahadi" sendiri berasal dari bahasa Sanskerta, yang berarti "rumah besar" atau "rumah yang megah," menggambarkan kemegahan bangunan ini.
Awalnya, Gedung Grahadi dibangun menghadap ke Sungai Kalimas, yang pada masa itu menjadi jalur transportasi utama.
Dengan posisi strategisnya, gedung ini digunakan untuk menerima tamu resmi, mengadakan rapat pemerintahan, dan berbagai kegiatan administratif lainnya.
3. Tempat Tinggal Gubernur
Gedung Grahadi, Surabaya. Foto: Shutterstock
Menurut laman resmi incar.jatimprov.go.id, setelah Indonesia merdeka, Gedung Grahadi mengalami alih fungsi menjadi rumah dinas Gubernur Jawa Timur. Gubernur Jawa Timur pertama yang bertempat tinggal di Gedung Grahadi adalah R.T. Soerjo yang menjabat pada tahun 1946 hingga 1948.
4. Gedung Negara
Gedung Grahadi, Surabaya. Foto: Shutterstock
Setelah itu, Gedung Grahadi berubah fungsi lagi di era Gubernur Samadikoen (1949-1958) hingga sekarang sebagai gedung negara untuk menerima tamu, resepsi serta pertemuan-pertemuan lain. Sedangkan, Gubernur sendiri bertempat tinggal di kediaman lain di Kota Surabaya.
Sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi bangunan sayap kanan atau di sebelah barat bangunan utama Gedung Grahadi dipergunakan untuk Ruang Presiden, yaitu ruang untuk kunjungan kerja menginap Presiden Republik Indonesia ketika ke Kota Surabaya.
Gedung yang menjadi simbol pemerintahan daerah itu kini tampak hangus terbakar, menyisakan puing-puing sisa bangunan. Kebakaran melalap sisi barat Gedung Negara Grahadi, Surabaya pada Sabtu malam (30/8).
Mengutip laman resmi kominfo.jatimprov.go.id, api mulai membesar sekitar pukul 21.38 WIB, sesaat setelah kericuhan dalam aksi demonstrasi di depan Grahadi.
Kerusakan yang ditinggalkan cukup signifikan, beberapa ruangan vital, antara lain ruang kerja Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak, ruang Kepala Biro Umum, ruang Protokol, ruang Biro Rumah Tangga, hingga ruang Pokja wartawan hangus terbakar. Peralatan elektronik dan sejumlah barang berharga juga dilaporkan hilang.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur belum mengumumkan taksiran kerugian akibat insiden ini. Namun, skala kerusakan memperlihatkan bahwa proses pemulihan membutuhkan waktu dan anggaran yang tidak sedikit.