Wamen Komdigi Nezar Patria dalam acara "Ngobrolin Buku Bareng Wamenkomdigi" di Kantor Komdigi, Jakarta Pusat, Senin (21/7/2025). Foto: Zamachsyari/kumparan
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamen Komdigi) Nezar Patria menegaskan bahwa gotong royong merupakan nilai khas Asia sekaligus titik temu yang menyatukan Indonesia sebagai bangsa.
"Ya memang gotong royong ini menjadi satu filsafat yang khas Asia mungkin dan mungkin sangat spesifik Indonesia gitu ya," ujar Nezar dalam acara "Ngobrolin Buku Bareng Wamen Komdigi" di Kantor Komdigi, Jakarta Pusat, Senin (21/7).
Nezar menyebut nilai kolektivisme yang tertanam dalam budaya Indonesia telah berkembang menjadi prinsip gotong royong yang sangat kuat. Ia menyebut, nilai inilah yang membentuk identitas kolektif bangsa Indonesia di tengah keragaman budaya dan suku.
"Indonesia itu dibangun oleh semangat kolektivisme yang kuat sekali gitu ya. Ya ini mengakar pada akar budaya kita, apa yang kita sebut sebagai gotong royong itu. Dan Bung Karno kan merumuskan Pancasila kan, Pancasila itu dari lima sila diperas tiga sila lalu ditanya lagi dari tiga sila itu apa yang paling kunci? Core-nya apa? Gotong royong," ucapnya.
Ia juga mengajak masyarakat merenungkan kembali apa yang membuat Indonesia bersatu sebagai bangsa. Menurut Nezar, rasa kebersamaan dan narasi kolektif menjadi pengikat yang kuat, termasuk saat seseorang merasakan ikatan emosional ketika mendengar lagu kebangsaan di luar negeri.
"Tentu saja kita selalu bertanya tentang apa itu Indonesia kan? Kenapa sih kita bersama-sama duduk di sini sebagai bangsa Indonesia? Apa sih yang mengikat kita? Kenapa waktu kita pergi ke luar negeri mendengar Indonesia Raya kita jadi terharu?" kata dia.
Nezar mengaitkan penjelasannya dengan pemikiran Yuval Noah Harari dalam buku Neksus yang dibahasnya. Ia menilai konsep bonding melalui narasi bersama merupakan kekuatan sosial yang nyata dan telah terbentuk secara historis di Indonesia.
"Ini membuktikan apa yang kata Harari itu jadi bonding-nya ada di situ. Menurut saya sih Indonesia itu yang menyatukan," pungkasnya.