Suasana Rapat Kerja Komisi X dengan Menteri Kebudayaan, Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan pada Rabu (1/7/2025). Foto: Abid Raihan/kumparan
Fraksi PKB di Komisi X DPR RI meminta proyek penulisan ulang sejarah yang dilakukan oleh Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) ditunda. Menurut mereka, penulisan ulang sejarah terlalu tertutup.
"Kami dari Fraksi Kebangkitan Bangsa mohon penulisan sejarah ini untuk ditunda," ujar Anggota Komisi X DPR dari PKB, Habib Syarief Muhammad saat Raker bersama Menbud, Fadli Zon di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Rabu (2/7).
"Jelas, untuk ditunda karena yang pertama terkesan sangat tertutup. Saya mencoba mencari siapa-siapa saja yang masuk dalam tim, 100 (orang) katanya penulis sejarah, sampai hari ini gak bisa mendapatkan," tambahnya.
Selain terkesan sangat tertutup, Syarief menyebut Kemenbud masih belum melaksanakan janjinya, yakni melakukan sosialisasi awal penulisan ulang sejarah.
"Pak Menteri ketika itu menyampaikan bahwa dalam waktu yang singkat akan dilakukan sosialisasi awal, sampai hari ini kita tidak mendengar," ucap dia.
Terakhir, menurut Syarief, penulisan ulang sejarah terlalu terburu-buru. Target rampung dalam 7 bulan dinilai sangat cepat.
Suasana Rapat Kerja Komisi X dengan Menteri Kebudayaan, Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan pada Rabu (1/7/2025). Foto: Abid Raihan/kumparan
"Setelah saya ngobrol-ngobrol dengan beberapa orang, 7 bulan itu waktu yang sangat singkat, terlalu singkat untuk penulisan sebuah sejarah yang utuh, apalagi mungkin ada kata-kata resmi," tambahnya.
Hingga berita ini dirilis, rapat masih berlangsung.
Penulisan ulang sejarah sudah mulai bergulir di Kemenbud. Rencananya akan diterbitkan 11 jilid buku sejarah yang akan mencakup berbagai aspek dari sejarah bangsa Indonesia.
Penulisan sejarah baru ini akan mencakup Sejarah Awal Nusantara, Nusantara dalam Jaringan Global: India dan Cina, Nusantara dalam Jaringan Global: Timur Tengah, Interaksi dengan Barat: Kompetisi dan Aliansi, Respons Terhadap Penjajahan, Pergerakan Kebangsaan, Perang Kemerdekaan Indonesia, Masa Bergejolak dan Ancaman Integrasi, Orde Baru (1967-1998), Era Reformasi (1999-2024), dan yang terakhir Faktaneka dan Indeks.
Penulisan ulang sejarah ini melibatkan ratusan sejarawan yang dipimpin langsung oleh Guru Besar Ilmu Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Susanto Zuhdi.
Jilid pertama ditargetkan untuk diluncurkan pada Agustus 2025, bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia.