Menteri Keuangan Sri Mulyani hadir pada konferensi pers APBN KiTa di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (23/5/2025). Foto: ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani melantik 139 pejabat pimpinan tinggi pratama dan pejabat pada unit organisasi non eselon di lingkungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pada Jumat (13/6).
139 pejabat yang hari ini dilantik berasal dari sejumlah direktorat, di antaranya Sekretariat Jenderal (Sekjen), Direktorat Jenderal (Ditjen) Anggaran, Ditjen Perimbangan Keuangan, dan Ditjen Pajak.
Selain itu Ditjen Perbendaharaan, Ditjen Kekayaan Negara, Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Badan Teknologi Informasi dan Intelijen Keuangan, dan Lembaga National Single Window (LNSW).
Adapun pejabat yang paling banyak dilantik Sri Mulyani berasal dari Ditjen Perbendaharaan, Lembaga National Single Window (LNSW), dan unit organisasi non eselon seperti Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP).
"Hari ini saya melantik 139 pejabat pimpinan tinggi atau Eselon II atau setara yang tersebar di 13 unit Eselon I, unit non Eselon, serta badan layanan umum di lingkungan Kementerian Keuangan," ucap Sri Mulyani di kantor Kemenkeu, Jakarta, Jumat (13/6).
Sri Mulyani menekankan jabatan yang diemban oleh para pejabat yang baru dilantik merupakan bentuk kepercayaan negara yang sangat besar, khususnya sebagai pimpinan tinggi pratama di bidang keuangan negara dalam lingkungan Kemenkeu.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan paparan saat pelantikan pejabat eselon 1 Kementerian Keuangan di kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (23/5/2025). Foto: Youtube/ Kemenkeu RI
Menurut Sri, pengelolaan keuangan negara harus terus dilakukan secara optimal agar tetap menjadi instrumen penting dalam mendukung pencapaian tujuan nasional.
Katanya, setiap rupiah yang dikumpulkan dan dibelanjakan harus dikelola dengan penuh tanggung jawab demi kemakmuran rakyat, mewujudkan keadilan sosial, dan mendorong kemajuan peradaban Indonesia.
Di tengah tantangan global yang semakin kompleks dan tidak mudah, Sri Mulyani mengingatkan para pejabat untuk tetap waspada dan tangguh dalam menghadapi dinamika yang sedang dan akan terus berlangsung.
"Adanya persaingan geopolitik menimbulkan fragmentasi ekonomi dan ini memberikan imbas yang luar biasa. Baik dari sisi pertumbuhan ekonomi, harga komoditas, persaingan geopolitik dan keamanan termasuk pelarangan atau regulasi ekspor-import yang luar biasa disruptif," kata dia.