SBY: Asia Tenggara Berpeluang Gantikan Posisi China dalam Rantai Pasok Global - juandry blog

Halaman ini telah diakses: Views
kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
SBY: Asia Tenggara Berpeluang Gantikan Posisi China dalam Rantai Pasok Global
Jun 26th 2025, 10:48 by kumparanBISNIS

Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid dan Mantan Menteri Sekretaris Negara, Muhammad Hatta Rajasa dalam acara Asia Economic Summit, Kamis (26/6/2025).  Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid dan Mantan Menteri Sekretaris Negara, Muhammad Hatta Rajasa dalam acara Asia Economic Summit, Kamis (26/6/2025). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan

Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai Asia Tenggara berpeluang menjadi kekuatan baru dalam rantai pasok global.

Dalam pidatonya di Asia Economic Summit 2025, SBY menyampaikan, kawasan ini bisa mengambil alih peran China sebagai pusat manufaktur dan logistik dunia, di tengah ketegangan geopolitik yang mengganggu pola perdagangan internasional.

SBY mengatakan, ketegangan ekonomi antara Amerika Serikat dan China mengganggu rantai pasok perdagangan dunia. Sehingga membuka ruang bagi Asia Tenggara untuk tampil sebagai alternatif strategis.

Ia menyebut, sejumlah industri global mulai mempertimbangkan relokasi produksi dari Tiongkok ke kawasan ASEAN.

"Jika beberapa industri berpikir untuk berpindah dari China, Asia Tenggara bisa menjadi destinasi harga, bukan hanya untuk pekerjaan yang rendah, tetapi juga sebagai bagian strategis dari inovasi, logistik, dan integrasi regional," kata SBY.

Menurutnya, keunggulan biaya memang menjadi daya tarik awal, tetapi yang lebih penting adalah kesiapan negara-negara Asia Tenggara dalam menyediakan ekosistem industri yang mendukung.

Mulai dari infrastruktur logistik, kemudahan investasi, hingga stabilitas kebijakan. Tanpa semua itu, kawasan Asia Tenggara hanya akan menjadi tempat produksi sementara, bukan mitra jangka panjang.

SBY mengingatkan, perubahan global saat ini bukan sekadar gejolak sementara, tetapi mencerminkan pergeseran tatanan ekonomi dunia.

Dalam konteks ini, posisi geografis Asia Tenggara menjadi keuntungan, namun tidak otomatis menjamin keberhasilan tanpa kerja keras kolektif.

Ia juga menyoroti peran Tiongkok sebagai pusat teknologi global dan Amerika Serikat serta negara Barat sebagai sumber utama modal keuangan. Oleh karena itu, menurut SBY, Asia Tenggara perlu menjaga hubungan baik dengan keduanya secara seimbang.

Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Jiangsu, China, Minggu (18/5/2025). Foto: Stringer/AFP
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Jiangsu, China, Minggu (18/5/2025). Foto: Stringer/AFP

"Oleh karena itu, kita harus menjaga hubungan dengan kedua-duanya, berdasarkan prinsip mutual respect, mutual trust, dan mutual benefit," katanya.

SBY menilai, untuk benar-benar menggantikan posisi strategis China, Asia Tenggara harus meningkatkan kualitas sumber daya manusia, hingga memperkuat daya saing digital. Serta mengembangkan narasi kolektif sebagai kawasan yang modern, stabil, dan progresif.

Ia menegaskan, kekuatan ekonomi baru tidak bisa hanya mengandalkan upah murah, tetapi harus hadir sebagai pusat inovasi dan kerja sama regional.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url