Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae di Amanaia Menteng, Selasa (3/6/2025). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menanggapi masuknya Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) sebagai pemegang saham di sejumlah bank milik negara. Langkah ini dinilai sebagai upaya strategis memperkuat kepercayaan terhadap sistem perbankan nasional, termasuk terhadap Danantara sendiri.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menjelaskan keterlibatan Danantara sebagai pemegang saham dan OJK sebagai regulator merupakan kombinasi penting untuk menjaga keandalan sistem keuangan.
"Tentu saja ini untuk menjaga kredibilitas, kredibilitas sistem. Termasuk juga kredibilitas Danantara dan tentu saja dengan juga kredibilitas dari bank-bank," kata Dian kepada wartawan di Amanaia Menteng, dikutip Rabu (4/6).
Ia menambahkan, bank-bank pelat merah yang kini berada di bawah kepemilikan Danantara justru menyambut positif langkah ini. Menurutnya, adanya pembagian peran antara pemilik dan pengawas justru memperkuat fondasi kelembagaan.
"Kalau misalnya suatu lembaga seperti bank-bank BUMN ini kemudian ada pengawasnya, ada regulator yang terpisah, ini justru merupakan suatu kekuatan tersendiri sebetulnya pada hakikatnya gitu," ujarnya.
Dian menilai, model kepemilikan ini dapat meningkatkan kepercayaan publik, pelaku usaha, dan investor. Adanya proses check and balance antara Danantara dan OJK dinilai menjadi elemen penting agar tata kelola berjalan sebagaimana mestinya.
Lebih jauh, ia menyebut sejumlah pengurus Danantara memiliki latar belakang di sektor perbankan sehingga memahami dinamika dan kebutuhan industri. Ini diharapkan bisa mendorong pengambilan keputusan yang selaras dengan prinsip kehati-hatian dan efisiensi.
Ilustrasi gedung Danantara. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Tak hanya itu, Dian juga menyoroti potensi kolaborasi antara OJK dan Danantara dalam memperkuat pasar keuangan domestik. Dengan dana kelolaan yang besar, Danantara memerlukan kanal investasi yang memadai, dan OJK siap mengambil peran dalam menciptakan ekosistem yang mendukung.
"Kita juga sedang mempersiapkan banyak konsep yang belum selesai, disclose, secara rinci. Tetapi jelas itu kita sedang mengarah kepada pendalaman pasar yang lebih ya bisa dikatakan mungkin lebih advance dibandingkan dengan apa yang ada saat ini gitu kan," kata dia.
Untuk mendukung langkah tersebut, OJK juga akan bekerja sama dengan Bank Indonesia serta lembaga terkait lainnya. Salah satu inisiatif yang tengah dibahas adalah pengembangan instrumen derivatif sebagai bagian dari pendalaman pasar.
OJK juga sedang merancang pembentukan financial center atau pusat keuangan nasional. Inisiatif ini diharapkan menjadi magnet bagi investasi asing untuk masuk ke dalam sistem keuangan Indonesia.