Raksasa Teknologi Meta, mengakuisisi perusahaan Scale AI dengan mengambil alih 49 persen saham. Nilai investasi yang digelontorkan Meta ke Scale AI mencapai 14,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp 241 triliun.
Akuisisi ini diharap dapat membuat Meta unggul dari pesaing mereka dalam pengembangan AI. Performa model AI Llama 4 yang dirilis April lalu belum memenuhi ekspektasi.
Scale AI merupakan perusahaan rintisan yang memainkan peran penting dalam menyediakan akses ke data AI yang berkualitas tinggi yang sudah dilabeli oleh manusia. Scale AI memiliki akses ke jaringan trainer manusia dengan pengetahuan spesifik mulai dari sejarawan hingga ilmuwan yang beberapa di antaranya bergelar doktor.
Microsoft hingga Google menjadi dua dari beberapa klien besarnya. Data yang telah dilabeli Scale AI sangat berharga untuk digunakan para klien B2B untuk mengembangkan AI mereka sendiri.
Logo Meta, rebranding perusahaan Facebook. Foto: Carlos Barria/Reuters
Data Scale AI digunakan untuk mengembangkan beberapa hal, misalnya pengembangan model AI untuk Google. Scale AI juga melakukan pelabelan data untuk perusahaan seperti perusahaan mobil tanpa pengemudi dan pemerintah AS.
Google dan Microsoft bergantung pada Scale AI karena mereka butuh data berkualitas tinggi yang hanya bisa dihasilkan lewat kolaborasi teknologi canggih dan tenaga manusia. Tanpa data yang tepat dan akurat, bahkan AI paling canggih pun bisa jadi bodoh atau berbahaya.
Gara-gara akuisisi Meta, Scale AI bikin klien seperti Google hengkang. Padahal, Google telah menggelontorkan 200 juta dolar AS kepada Scale AI untuk membantu menyediakan human-labeled data untuk pengembangan Gemini.
Perusahaan teknologi besar lainnya yang menjadi pelanggan Scale, termasuk Microsoft, juga menarik diri. xAI milik Elon Musk juga ingin keluar, kata salah satu sumber menurut laporan Reuters.
OpenAI memutuskan menarik diri dari Scale beberapa bulan lalu kendati telah mengucurkan dana. Meski begitu, CFO OpenAI mengatakan pada hari Jumat bahwa perusahaan akan terus bekerja dengan Scale AI, sebagai salah satu dari banyak vendor datanya.
Ilustrasi ChatGPT. Foto: Iryna Imago/Shutterstock
Para klien besar begitu khawatir terhadap akuisisi karena takut rahasia internal perusahaan dalam hal pengembangan model AI terekspos. Mereka juga tak ingin Meta tahu roadmap AI semua pesaing yang pernah menjadi klien Scale AI.
Saat klien besar seperti Microsoft dan Google berkontrak dengan Scale AI, mereka sering berbagi data kepemilikan serta produk prototipe, dengan layanan pelabelan data milik Scale AI.
Akuisisi 49 persen saham Scale AI oleh Meta dikhawatirkan membuat strategi bisnis dan cetak biru teknis tentang AI milik Google hingga Microsoft bocor dan sampai ke telinga Meta.