IPK Tinggi Tak Lagi Langka: Apa yang Kini Perusahaan Lihat dari Fresh Graduate? - juandry blog

Halaman ini telah diakses: Views
kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
IPK Tinggi Tak Lagi Langka: Apa yang Kini Perusahaan Lihat dari Fresh Graduate?
Jun 21st 2025, 12:11 by kumparanNEWS

Pengunjung dari berbagai latar belakang memadati Jakarta Job Fair di Gelanggang Mahasiswa Universitas Trisakti, Jakarta, Selasa (15/4/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Pengunjung dari berbagai latar belakang memadati Jakarta Job Fair di Gelanggang Mahasiswa Universitas Trisakti, Jakarta, Selasa (15/4/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Jumlah lulusan perguruan tinggi di Indonesia terus bertambah setiap tahun. Pada 2023, tercatat 1,75 juta orang menyandang gelar sarjana—naik signifikan dibandingkan tahun 2020 yang berjumlah 1,53 juta. Seiring dengan itu, rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sarjana secara nasional pun ikut meningkat, dari 3,18 pada 2021 menjadi 3,39 pada 2023.

Namun, kenaikan jumlah lulusan dan prestasi akademik tersebut tidak serta-merta sejalan dengan serapan di dunia kerja. Tingkat pengangguran terbuka lulusan sarjana justru naik menjadi 5,25 persen pada 2024, setelah sempat menurun di tahun-tahun sebelumnya.

Lantas, apakah mempunyai IPK tinggi masih dianggap penting oleh perekrut dalam dunia pekerjaan?

IPK Bukan Satu-satunya Indikator

Titania Dhea, seorang Recruitment Consultant di Skandasoft Solutions, menyebut tren kenaikan rata-rata IPK sarjana secara nasional termasuk positif. Namun, hal ini juga mendorong Perekrut untuk lebih selektif dalam menilai kandidat.

"Sebenarnya tren kenaikan IPK ini termasuk positif ya, namun dari perspektif HR, dalam hal ini tidak sepenuhnya menguntungkan maupun merugikan. Yang terpenting adalah bagaimana IPK tersebut dikombinasikan dengan kualitas lain dari kandidat. Tren kenaikan ini justru mendorong HR untuk lebih selektif dalam menilai kandidat, jadi tidak hanya terpaku pada IPK semata," kata Titania Dhea kepada kumparan, Rabu (18/6).

Titania Dhea, Recruitment Consultant Skandasoft Solutions. Foto: Dok. Pribadi
Titania Dhea, Recruitment Consultant Skandasoft Solutions. Foto: Dok. Pribadi

Ia juga menyampaikan IPK masih relevan dalam proses rekrutmen meskipun bukan indikator utama. Menurutnya, dunia kerja lebih mengutamakan keterampilan interpersonal dan personal.

"IPK masih relevan sebagai salah satu indikator, tapi bukan yang paling Utama. Menurut saya,dunia kerja saat ini lebih mengutamakan keterampilan baik personal dan interpersonal, kemauan belajar, kemampuan beradaptasi dengan cepat, dan kemampuan berpikir secara kritis," tambahnya.

Menurut Titania, IPK hanya sebagai salah satu hal yang diperhatikan saat menyaring secara administratif ketika akan merekrut fresh graduate. Perekrut cendurung lebih mengutamakan pengalaman magang, soft skills, dan sertifikasi.

"IPK bisa berpengaruh pada tahap awal sebagai filter administratif, terutama ketika kita ingin meng-hiring fresh graduate. Namun, pengalaman magang, soft skills, sertifikasi, dan cultural fit mendapat bobot besar dalam penilaian kandidat," ujar perempuan yang sudah terjun dalam dunia Human Resources khususnya bagian rekrutmen sejak 3 tahun lalu itu.

Meutia Hakim, Senior Talent Acquisition Glints. Foto: LinkedIn/Meutia Hakim
Meutia Hakim, Senior Talent Acquisition Glints. Foto: LinkedIn/Meutia Hakim

Senada dengan Titania, Meutia Hakim seorang Senior Talent Acquisition di Glints, menyampaikan tren kenaikan IPK membuat perekrut mempunyai pilihan kandidat yang lebih banyak ketika akan merekrut seorang pekerja.

"Menurut saya, tren kenaikan IPK mungkin menunjukkan bahwa lebih banyak lulusan yang lebih unggul secara akademis, dan dapat diasumsikan bahwa HR memiliki candidate pool yang lebih banyak untuk lulusan yang unggul secara akademis," kata Meutia saat dihubungi terpisah, Rabu (18/6).

Meutia menjelaskan, perusahaan dengan jumlah pelamar yang besar bakal menjadikan IPK sebagai salah satu indikator awal.

"Mungkin untuk organisasi dengan pelamarnya jumlahnya puluhan ribu, misal lembaga pemerintah, atau perusahaan korporasi dengan size yang sangat besar, IPK, universitas, dan jurusan bisa dijadikan sebagai indikator penyeleksi awal," tambahnya.

Meutia pun menyampaikan IPK tidak selalu menunjukkan keberhasilan di dunia kerja. Namun, untuk posisi yang membutuhkan kemampuan yang relevan dengan materi perkuliahan, seperti peneliti dapat diasumsikan perekrut mempunyai opsi kandidat yang lebih banyak.

Sejumlah warga mencari informasi lowongan pekerjaan saat bursa kerja di Thamrin City, Jakarta, Rabu (12/3/2025). Foto: Sulthony Hasanuddin/ANTARA FOTO
Sejumlah warga mencari informasi lowongan pekerjaan saat bursa kerja di Thamrin City, Jakarta, Rabu (12/3/2025). Foto: Sulthony Hasanuddin/ANTARA FOTO

"IPK yang tinggi tidak selalu menunjukkan keberhasilan di tempat kerja. Namun, mungkin setidaknya, untuk posisi-posisi yang membutuhkan skill yang sangat relevan dengan materi diperkuliahan, misalnya peneliti, dapat diasumsikan bahwa opsi kandidat akan lebih banyak pula," ujarnya.

Meutia pun menjelaskan perekrut mempunyai tools atau asesmen khusus yang diberikan kepada kandidat. Asesmen khusus tersebut dibedakan antara non technical position dengan technical position.

"Non technical position [melihat] soft skill, seperti komunikasi, kemampuan berpikir kritis, yang bisa direview saat interview. Technical position melalui teknikal asesmen, misalnya case study, atau test excel. [Sedangkan] all position [dengan] culture fit. Di tempat saya bekerja, kami memiliki list of questions yang berkaitan dengan company culture, untuk memastikan bahwa kandidat sesuai atau tidak," jelasnya.

Syarat Minimum IPK di Portal Lowongan Kerja

Berdasarkan hasil olah data kumparan di portal jobstreet.com, 60,2 persen lowongan pekerjaan rupanya tidak mencantumkan syarat minimum IPK. Deskripsi lowongan kerja yang tersedia lebih ke apa pengalaman yang dimiliki, skill, hingga job desk pekerjaan tersebut.

Sementara itu, sebanyak 30,9 persen lowongan di jobstreet mencantumkan syarat IPK minimal 3,0. Ada juga yang mencantumkan syarat minimal IPK 3,5. Namun, jumlahnya hanya 0.6 persen alias satu lowongan.

Kata kunci pencarian yang digunakan kumparan adalah IPK, GPA, maupun fresh graduate. Parameternya adalah pekerjaan full time yang berbasis di Jakarta.

Selain memantau jobstreet, kumparan juga memantau portal indeed.com. Hasilnya, 73 persen lowongan pekerjaan di sana mensyaratkan IPK minimal 3 mencapai 73 persen. Ada pula yang hanya mensyaratkan IPK minimal 2,75 yaitu sebanyak 16 persen.

Reporter magang, Muhammad Falah Nafis, turut berkontribusi menulis dalam artikel ini.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url