Giant groundsel, tanaman aneh yang hanya tumbuh di Gunung Kilimanjaro, Afrika. Foto: Shutterstock
Tanaman aneh tumbuh sumbur di lereng Gunung Kilimanjaro dan tidak ditemukan di tempat lain di Bumi. Namanya groundsel raksasa (giant groundsel), tumbuhan yang tampak seperti gabungan nanas bercabang dengan kaktus saguaro itu berada di lereng gunung tertinggi di Afrika dan telah ada sejak 1 juta tahun lalu.
Perusahaan pemandu pendaki Gunung Kilimanjaro, Tranquil Kilimanjaro, menjelaskan tanaman bernama latin Dendrosenecio kilimanjari itu tumbuh di ketinggian antara 2.800 hingga 4.000 mdpl, di mana mereka mendapatkan curah hujan cukup untuk bertahan hidup. Tumbuhan ini telah berevolusi untuk beradaptasi dengan kondisi keras di gunung, termasuk sistem penyimpanan air dan lapisan pelindung dari daun-daun mati.
Kaki Gunung Kilimanjaro yang terletak di Tanzania timur laut punya lingkungan panas dan lembap, dengan suhu di puncak di ketinggian 5.895 mdpl dapat turun hingga 29 derajat Celsius. Menurut operator tur Climbing Kilimanjaro, gunung Afrika itu menciptakan cuacanya sendiri dengan terik matahari, salju, hujan, dan angin kencang yang mungkin terjadi di ketinggian berbeda setiap saat sepanjang tahun.
Giant groundsel telah berevolusi untuk mengatasi perubahan iklim ini. Batagnya yang tebal ditutupi oleh mahkota daun kokoh dengan rambut yang membatasi jumlah air yang keluar dari tanaman melalui penguapan. Baik batang maupun daun menyimpan air saat iklim kering, biasanya dari Desember hingga Maret dan Juni hingga Oktober.
Tumbuhan tersebut juga mampu bertahan hidup dalam berbagai suhu. Saat daunnya mati, daun akan melipat di atas batang dan menciptakan lapisan isolasi tebal untuk menahan dingin. Selain itu, groundsel raksasa mengeluarkan zat antibeku yang memungkinkan tanaman tumbuh di atas batas pepohonan.
Giant groundsel, tanaman aneh yang hanya tumbuh di Gunung Kilimanjaro, Afrika. Foto: Shutterstock
Kebanyakan groundsel raksasa tidak jauh lebih tinggi dari manusia, tapi beberapa di antaranya bisa mencapai 6 hingga 9 meter. Altezza Travel mengatakan pertumbuhan vertikal D. kilimanjari merupakan adaptasi lain terhadap kondisi di Gunung Kilimanjaro, karena tanaman menerima lebih banyak sinar matahari semakin tinggi mereka tumbuh.
Meski begitu, pertumbuhannya membutuhkan waktu. Groundsel raksasa tumbuh 2,5 hingga 5 centimeter per tahun, artinya spesimen tertinggi mungkin berusia setidaknya 100 tahun.
Menurut studi genetika oleh ahli botani yang terbit di jurnal PNAS, groundsel sudah ada di Kilimanjaro sejak 1 juta tahun yang lalu dan groundsel raksasa berevolusi ketika spesies tertentu beradaptasi dengan kondisi yang tak bersahabat dan bermigrasi ke atas gunung.
Giant groundsel diserbuki oleh serangga yang mendatangi bunga kuning tanaman tersebut. Setelah penyerbukan, bunga berubah menjadi kepala benih yang halus, dan benih dibawa oleh angin ke lokasi baru.
Situs web Kilimanjaro National Park memberikan keterangan bahwa groundsel raksasa ditemukan di dataran tinggi Shira di Gunung Kilimanjaro dan di area sekitar Barranco Camp. Jalur pendakian terbaik untuk melihat tanaman ini adalah Northern Circuit, rute Lemosho, dan rute Machame.
Para pendaki harus berhati-hati untuk tidak menyentuh atau merusakan tanaman groundsel raksasa, yang menyediakan makanan dan tempat berteduh bagi burung atau mamalia kecil. Akar tanaman yang dalam juga membantu menstabilkan tanah, memperlambat laju erosi di Kilimanjaro.