Perdana Menteri Australia Anthony Albanese bereaksi saat tiba di pangkalan udara militer Halim Perdanakusuma di Jakarta, Rabu (14/5/2025). Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
Serangan Amerika Serikat ke Iran mendapat dukungan dari Australia. Hal ini disampaikan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese.
"Dunia sudah lama sepakat bahwa Iran tidak bisa diperbolehkan memiliki senjata nuklir dan kami mendukung tindakan untuk mencegah itu," kata Albanese kepada wartawan di Canberra, Senin (23/6), dikutip dari Reuters.
Albanese mengatakan informasinya sudah jelas bahwa Iran telah memperkaya uranium hingga 60%.
"Dan tidak ada penjelasan lainnya untuk mencapai 60% selain terlibat dalam program yang tidak terkait dengan tenaga nuklir sipil," katanya.
Sebelumnya, Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) yang merupakan pengawas nuklir PBB melaporkan pada 31 Mei bahwa Iran memiliki cukup uranium yang diperkaya hingga 60%. Jika diperkaya lebih lanjut, uranium itu cukup untuk membuat 9 senjata nuklir.
"Jika Iran mematuhi permintaan yang sangat wajar, termasuk oleh IAEA, maka situasinya akan sangat berbeda," kata Albanese menanggapi batas pengayaan uranium.
Sementara dalam rangkaian wawancara televisi dan radio, Menteri Luar Negeri Penny Wong mengatakan juga mendukung serangan yang dilakukan sekutunya itu. Dia pun sepakat agar konflik dapat dibahas di meja perundingan.
"Kami mendukung tindakan AS untuk mencegah Iran memiliki senjata nuklir," kata Wong dalam wawancara televisi dengan Seven Sunrise.
"Kami tidak ingin melihat eskalasi," katanya lagi.
Sementara itu, ada 2.900 warga Australia yang berada di Iran dan 1.300 di antaranya berusaha meninggalkan negara itu. Australia menutup kedutaannya di Teheran setelah Penny Wong berbicara dengan Menlu AS Marco Rubio.
Australia juga menangguhkan evakuasi bus dari Israel setelah AS menyerang fasilitas nuklir di Iran. Wong mengatakan, pihaknya membuat persiapan kemungkinan evakuasi jika jalur udara di Israel dibuka kembali.
Australia mengatakan telah mengirim 2 pesawat pertahanan ke Timur Tengah dalam peran non tempur untuk membantu evakuasi warga sipil.