Ilustrasi untuk Apa yang Dimaksud Malam 1 Suro. Sumber: Unsplash/Spencer Arquimedes
Apa yang dimaksud malam 1 Suro? Sebagian masyarakat Jawa memperingati malam 1 Suro setiap tahunnya. Malam 1 Suro sudah diperingati sejak ratusan tahun yang lalu, tepatnya pada zaman Kerajaan Mataram.
Biasanya, masyarakat memperingati malam 1 Suro dengan berbagai tradisi. Salah satu tradisinya adalah pawai obor.
Apa yang Dimaksud Malam 1 Suro? Ini Penjelasan dan Sejarah Singkatnya
Ilustrasi untuk Apa yang Dimaksud Malam 1 Suro. Sumber: Unsplash/Chandra Putra
Apa yang dimaksud malam 1 Suro? Mengutip dari Internasionalisasi Bahasa Indonesia Perspektif Lintas Negara, Musa, dkk (2021:104), dalam kepercayaan masyarakat Jawa, malam 1 Suro adalah malam yang penting dan dianggap sakral.
Malam 1 Suro adalah awal Tahun Baru Jawa dan bertepatan dengan Tahun Baru Hijriah. Sejarah penetapan 1 Suro sebagai awal tahun baru kalender Jawa sudah dilakukan sejak zaman Kerajaan Mataram saat pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo.
Sultan Agung Hanyokrokusumo menduduki takhta Kerajaan Mataram pada tahun 1613-1645. Pada tahun 1633 M, Sultan Agung Hanyokrokusumo menetapkan 1 Suro sebagai tahun baru Jawa.
Dahulu, sebagian masyarakat menggunakan penanggalan Saka. Sedangkan, Kerajaan Mataram menggunakan kalender Hijriah. Untuk menyebarkan ajaran Islam, Sultan Agung kemudian memadukan kalender Saka dan Hijrian untuk menciptakan kalender Jawa.
Tradisi pada Malam 1 Suro
Ilustrasi untuk Apa yang Dimaksud Malam 1 Suro. Sumber: Unsplash/Mufid Majnun
Peringatan malam 1 Suro dilaksanakan di malam hari setelah Magrib sehari sebelum tanggal 1 Suro. Hal ini disebabkan karena pergantian hari menurut kalender Jawa dimulai saat Matahari terbenam dari hari sebelumnya.
Masyarakat dari berbagai daerah di Jawa biasanya memperingati malam 1 Suro dengan berbagai tradisi. Berikut beberapa di antaranya.
1. Pawai Obor
Salah satu tradisi yang selalu dilakukan pada malam 1 Suro adalah pawai obor. Tradisi ini dilakukan di sejumlah daerah, terutama di kawasan pedesaan. Masyarakat akan mengadakan pawai dengan berjalan kaki sambil membawa obor serta melantunkan doa.
2. Tapa Bisu Suro
Tradisi malam 1 Suro lainnya adalah tapa bisu. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Yogyakarta dengan cara berjalan kaki mengelilingi benteng keraton tanpa berbicara. Abdi Keraton Yogyakarta akan memimpin ritual ini.
3. Upacara Bubur Suro
Tradisi upacara bubur Suro biasanya dilakukan oleh masyarakat di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Masyarakat memasak bubur putih dengan lengkap dengan lauknya yang akan dibagikan ke warga sekitar.
Apa yang dimaksud malam 1 Suro? Malam 1 Suro adalah awal Tahun Baru Jawa. Masyarakat biasanya memperingati waktu ini dengan menjalankan berbagai tradisi, misalnya pawai obor. (KRIS)