Puan Maharani saat peresmian pembukaan PUIC ke-19 di Jakarta, Rabu (14/5/2025). Foto: YouTube/Sekretariat Presiden
Ketua DPR RI Puan Maharani mengomentari penghapusan istilah Orde Lama dalam program penulisan ulang sejarah RI yang sedang digarap pemerintah.
Puan mewanti-wanti agar penulisan ulang sejarah ini dilakukan secara hati-hati agar tidak ada pihak yang tersakiti.
"Ya itu apa pun kalimatnya, apa pun kejadiannya, jangan sampai ada yang tersakiti jangan sampai ada yang dihilangkan karena sejarah tetap sejarah jadi harus dikaji dengan baik dan dilakukan dengan hati-hati," kata Puan saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (27/5).
Menurut Puan, esensi penulisan ulang sejarah adalah agar rakyat Indonesia tidak melupakan sejarah dan mengambil pelajaran dari situ. Bukan menghapus sejarah, meskipun peristiwa itu adalah peristiwa pahit.
"Jangan kemudian menghapus sejarah yang ada walaupun itu pahit namun harus disampaikan dengan transparan jadi jasmerah, jangan sekali kali melupakan sejarah," kata Puan.
"Kalau memang ingin diperbaiki, silakan. Namun namanya sejarah apakah itu pahit, ataukah baik, ya, kalau memang harus diulang, ya, diulang dengan sebaik baiknya," lanjutnya.
Puan juga meminta agar penulisan sejarah ini tidak dilakukan secara terburu-buru. Ia meminta seluruh prosesnya yang melibatkan 100 orang sejarawan dan dilakukan secara transparan.
"Harus di lakukan secara hati-hati transparan jangan buru buru," katanya.