Unik, Studi Ungkap ChatGPT Bisa Bantu Pasangan Selesaikan Masalah Asmara - juandry blog

Halaman ini telah diakses: Views
kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Unik, Studi Ungkap ChatGPT Bisa Bantu Pasangan Selesaikan Masalah Asmara
Mar 18th 2025, 08:00, by Judith Aura, kumparanWOMAN

Ilustrasi AI ChatGPT. Foto: Alex Photo Stock/Shutterstock
Ilustrasi AI ChatGPT. Foto: Alex Photo Stock/Shutterstock

ChatGPT saat ini tidak hanya bisa menjadi "teman chat" belaka, tetapi juga terapis yang membantu pasangan dalam menyelesaikan masalah asmara. Hal ini diungkap dalam studi yang dilakukan oleh Ohio State University Amerika Serikat dan Hatch Data and Mental Health.

Dilansir Daily Mail, menurut studi tersebut, banyak orang yang tidak bisa membedakan perbedaan jawaban konseling dari terapis profesional dan saran asmara dari kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Bahkan, dalam penelitian itu, respons dari AI ChatGPT mendapatkan nilai atau rating lebih tinggi menurut responden.

Studi yang diterbitkan di jurnal PLOS Mental Health itu melibatkan 830 orang responden. 1/5 dari total responden pernah mengikuti sesi konseling hubungan dengan terapis profesional. Para partisipan diminta untuk mengidentifikasi respons terkait masalah hubungan asmara dan menentukan apakah jawaban itu datang dari terapis manusia atau dari AI ChatGPT.

Ilustrasi pasangan bertengkar. Foto: Kmpzzz/Shutterstock
Ilustrasi pasangan bertengkar. Foto: Kmpzzz/Shutterstock

Hasilnya, hanya ada 56 persen yang menjawab dengan benar bahwa respons datang dari terapis manusia; sisanya salah menjawab. Sementara itu, hanya ada 51 persen jawaban benar bahwa respons datang dari AI.

Dikutip dari Daily Mail, contoh masalah hubungan asmara yang diberikan kepada ChatGPT adalah masalah terkait kebersihan. Salah satu pihak mengejek pasangannya "jorok", sementara orang tersebut menghina pasangannya "sok bersih."

Kepada si "sok bersih", AI mengatakan, "Memang cukup membuat frustrasi ketika rasanya standar hidupmu tidak terpenuhi, terutama di rumah sendiri."

Sementara, kepada si "jorok", AI merespons, "Saya rasa, kamu merasa bahwa upaya-upayamu terabaikan dan ekspektasi soal kebersihan membuatmu merasa sedikit kewalahan."

Ilustrasi konseling hubungan. Foto: Chinnapong/Shutterstock
Ilustrasi konseling hubungan. Foto: Chinnapong/Shutterstock

Studi tersebut melibatkan 13 ahli profesional dalam bidang konseling, mulai dari psikolog klinis, psikolog konseling, terapis pernikahan dan keluarga, hingga psikiater. Hampir semua jawaban yang diberikan oleh AI lebih panjang dibandingkan dengan respons yang ditulis oleh terapis manusia.

AI yang digunakan dalam studi ini dilatih soal pentingnya empati dalam terapi hubungan. Tak hanya itu, AI juga dilatih untuk berhati-hati agar tidak menyakiti salah satu pihak dalam hubungan serta tetap bisa bersimpati dan memvalidasi mereka.

Para responden diminta untuk menilai jawaban dari terapis dan AI berdasarkan beberapa poin, seperti apakah jawabannya penuh kepedulian dan pengertian; apakah jawaban tersebut terlihat memahami si orang yang sedang menjalani terapi; apakah relevan dengan perbedaan latar belakang dan budaya; serta apakah responsnya terdengar seperti jawaban yang biasa diberikan terapis yang baik.

Ilustrasi pasangan melakukan konseling hubungan. Foto: Shutterstock
Ilustrasi pasangan melakukan konseling hubungan. Foto: Shutterstock

Hasilnya, respons dari ChatGPT dinilai lebih tinggi dibandingkan jawaban dari terapis manusia. Sentimen dalam respons ChatGPT juga disebut lebih positif.

Dikutip dari Daily Mail, para peneliti menegaskan bahwa penelitian ini dilakukan dengan terapi hipotetis atau terapi yang didesain untuk studi, bukan terapi hubungan asli. Selain itu, para peneliti juga menyebut, jika AI diberikan akses untuk menjawab dengan lebih kreatif dan pelatihannya tidak dilakukan dengan benar, terapi lewat AI berisiko membahayakan mereka yang menghadapi masalah-masalah mental serius.

"Meskipun implikasi-implikasi ini membuat penasaran, peneliti dan penyedia layanan kesehatan mental harus memahami dampak potensial dari AI Generatif terhadap riset psikoterapis, teknofobia yang bisa mencegah seseorang berinteraksi dengan AI Generatif, serta biaya dalam membantu membuat respons AI lebih kreatif," tegas para peneliti.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url