Pilu Idul Fitri di Gaza karena Israel: Salat di Reruntuhan, Makanan Langka

Tahun ini, hari raya Idul Fitri di Gaza tak sepenuhnya membawa kegembiraan bagi warga Palestina.
Di tengah perang yang berkepanjangan dan persediaan makanan yang menipis, perayaan yang biasanya diisi dengan kebersamaan keluarga dan hidangan khas berubah menjadi perjuangan untuk bertahan hidup.
Ratusan warga tampak melaksanakan salat Id di luar reruntuhan masjid yang hancur akibat serangan.
Seorang warga Deir al-Balah, Adel al-Shaer, mengungkapkan kehilangan besar yang dialaminya.
"Kami kehilangan orang-orang yang kami cintai, anak-anak kami, kehidupan kami, dan masa depan kami," katanya sambil menangis, seperti diberitakan AP, Minggu (30/3).
Dua puluh anggota keluarganya tewas dalam serangan Israel, termasuk empat keponakannya beberapa hari lalu.

Gencatan Senjata Gagal, Serangan Berlanjut
Israel mengakhiri gencatan senjata dengan Hamas awal Maret ini setelah kelompok tersebut menolak perubahan pada kesepakatan yang dibuat pada Januari lalu.
Sejak itu, serangan udara dan darat Israel terus berlanjut, menewaskan ratusan warga Palestina.
Selama empat minggu terakhir, Israel juga tidak mengizinkan masuknya makanan, bahan bakar, dan bantuan kemanusiaan.

Sejak 7 Oktober 2023, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 50.000 warga Palestina.
Israel mengeklaim telah menewaskan sekitar 20.000 militan, tetapi belum memberikan bukti atas angka tersebut.
Gaza kini luluh lantak. Pengeboman dan operasi darat telah menghancurkan sebagian besar wilayah dan membuat 90 persen penduduknya telah dipaksa mengungsi.
