Berburu Bubur Sup Khas Masjid Raya Al-Mashun Medan - juandry blog

Mar 6th 2025, 10:12, by M. Rizki, kumparanNEWS

Lembayung senja terlihat menawan di langit Kota Medan, Rabu petang (5/3). Menaungi mengahnya Masjid Raya Al Mashun, salah satu ikon Kota Medan.

Masjid ini selalu ramai didatangi masyarakat yang ingin ikut berbuka puasa bersama. Mereka datang dari berbagai sudut Kota Medan sejak sore.

Di halaman bagian kiri masjid, berdiri 9 tenda. Tenda inilah yang dituju oleh sebagian masyakat.

Di sudut belakang tenda, terdapat sebuah dapur khas dengan tungku. Dapur itu dipagar agar aman. Tak ada orang luar dapat masuk ke dalam.

Dapur itu ternyata tempat para pengurus Masjid Al Mashun meracik 'bubur sup' tradisi Ramadan.

Puluhan meja dan kursi sudah tersusun rapi siap menyambut para warga. Piring dan gelas tersusun rapi siap untuk dibagikan.

Pukul 18.39 WIB, lantunan azan Magrib berkumandang, saatnya masyarakat berbuka bersama dengan bubur sup khas Masjid Al Mashun.

Siti (52), salah satu warga Kecamatan Medan Marelan, khusus datang ke Al Mashun untuk mengobati rasa rindu akan bubur sup ini.

Katanya, terakhir kali ia mencoba bubur ini pada 2023 lalu.

"Dulu saya pernah coba, dua tahun lalu. Tahun ini kangen, mau nyobain lagi. Soalnya tahun lalu saya puasa di kampung," kata Siti saat ditemui kumparan.

"Vibesnya kerasa aja Ramadan di sini, berasa nikmat gitu," kata dia.

Hari ini, Siti datang sendirian. Tapi, ia sedang menunggu anaknya yang pulang bekerja.

"Tadi naik taksi, nunggu anak mau buka bersama di sini. Dia masih ngantor, kerasa kebersamaannya di sini," kata dia.

Warga lainnya, ada Tarjino (60), yang datang sambil membawa rantang birunya. Ia datang untuk mengambil bubur sup. Bubur ini memang boleh dibawa pulang bila masyarakat ingin menyajikannya di rumah.

"Saya mau bawa pulang dulu, makan sama cucu," kata dia.

Koordinator Masak Masjid Raya Medan Hamdan menuturkan setiap harinya ada sekitar seribu porsi bubur sup.

"Selama bulan Ramadan ada tradisi buka bersama dengan bubur sup, nah ini kita lakukan awal ramadan sampai 27 Ramadan. Akhir Ramadan dari 28 sampai akhir kita akan makan nasi bungkus," kata Hamdan.

"Bubur ini kita siapkan 1.000 porsi per hari dan itu dibagi dua, ada untuk masyarakat yang bawa pulang. Ada sebagian untuk jemaah yang datang ke sini," kata dia.

Hamdan bilang, bubur ini diracik menggunakan beras, daging, wortel, hingga kentang.

"Dari pagi kita sudah siap memotong motong bahan, ada daging dan beres-beres dapur segala macam," kata dia.

"Butuh waktu pembuatan sekitar 4 jam," jelasnya.