Nov 30th 2024, 16:25, by Habib Allbi Ferdian, kumparanSAINS
Sekitar 2.896 kilometer di bawah kerak Bumi, atau setara setengah perjalanan ke pusat Bumi, peneliti menemukan dua gumpalan raksasa misterius di kedua sisi planet secara berlawanan. Satu terletak di bawah Afrika, satu lagi di bawah tengah Samudra Pasifik.
Gumpalan tersebut secara teknis dikenal sebagai tumpukan termokimia atau dikenal large low shear velocity provinces (LLSVPs), wilayah seukuran benua yang secara fisik berbeda dari mantel bumi di sekitarnya.
Hasil pemindaian dengan jelas menunjukkan gumpalan tersebut ada di bawah benua Afrika dan Samudra Pasifik. Namun hanya sedikit yang diketahui ihwal seluk beluk struktur aneh ini.
Salah satu teori mengatakan bahwa gumpalan merupakan sisa-sisa pembentukan Bumi 4,5 miliar tahun lalu. Jika itu benar, benda ini dapat memberikan wawasan luas tentang cara kerja kerak Bumi, serta sejarahnya yang kompleks.
"Sementara asal dan komposisi gumpalan belum diketahui. Kami menduga gumpalan ini menyimpan petunjuk penting tentang bagaimana Bumi terbentuk dan bagaimana Bumi bekerja saat ini," ujar Edward Garnero, ahli permukaan planet dan profesor di Arizona State University (ASU), sebagaimana dikutip IFL Science.
Garnero, bersama ahli geologi lain di ASU, menerbitkan tinjauan tentang gumpalan mantel raksasa pada 2016, dengan menggunakan data seismik, geokimia, dan fisika mineral. Meski mereka tidak menjelaskan asal-usul dan komposisi dari "anomalous provinces", artikel tersebut menyoroti bagaimana benda tersebut mungkin memainkan peran dalam kekuatan geologis yang sangat dahsyat yang dilihat manusia di permukaan Bumi, seperti letusan gunung berapi, pergeseran lempengan tektonik, dan gempa bumi.
Banyak gunung berapi ditemukan di sepanjang tepi lempeng tektonik, muncul dari kedalaman Bumi saat batas-batasnya runtuh satu sama lain. Beberapa terbentuk oleh gumpalan mantel, kolom batuan panas yang muncul dari dalam mantel Bumi, mirip seperti gumpalan lilin yang mengapung ke atas lampu lava. Saat gumpalan mencapai kulit luar Bumi yang kaku, magma dapat terkumpul dan akhirnya menembus permukaan, membentuk gunung berapi.
Besar kemungkinan gumpalan raksasa dalam mantel di bawah Afrika dan Samudra Pasifik dapat menembus kerak dan menciptakan gunung berapi super besar yang bisa meletus selama jutaan tahun, meski ini sifatnya masih spekulatif karena hanya sedikit informasi yang diketahui tentang gumpalan tersebut.
"Jika seorang ahli saraf menemukan struktur yang tidak diketahui di otak manusia, seluruh komunitas ilmuwan otak, mulai dari psikolog hingga ahli bedah, akan secara aktif berupaya memahami peran dalam fungsi seluruh sistem," jelas Garnero.
"Seiring dengan semakin jelasnya fokus tumpukan termokimia, kami berharap ilmuwan Bumi lainnya akan mengeksplorasi bagaimana fitur-fitur ini cocok dengan teka-teki besar planet Bumi."