Oct 23rd 2024, 09:00, by Adelia Sufri, kumparanWOMAN
Menopause adalah fase alami yang dirasakan oleh setiap perempuan ketika menginjak usia 50-an. Beberapa di antaranya bahkan mengalami fase ini lebih awal, yakni di usia 40-45 tahunan.
Perempuan disebut menopause apabila ovariumnya telah berhenti melepaskan sel telur. Kondisi ini mengakibatkan produksi hormon estrogen berkurang secara drastis, sehingga membuat perempuan tidak lagi mengalami menstruasi.
Tanda seseorang akan mengalami menopause biasanya muncul sejak 10 tahun sebelum fase ini datang. Kamu bisa mengidentifikasinya dengan mengenali ciri haid menjelang menopause. Seperti apakah siklusnya?
Ciri Haid Menjelang Menopause
Sebelum fase menopause datang, perempuan akan mengalami fase perimenopause terlebih dahulu selama 8-10 tahun. Merujuk pada laman Franciscan Health, kebanyakan perempuan mengalami fase ini di usia 40-an.
Di masa perimenopause, siklus haid mulai berubah, baik dari segi durasi maupun volume darah. Ini karena produksi hormon estrogen mulai tidak stabil, sehingga siklus menstruasi turut berpengaruh.
Akibatnya, siklus haid berubah jadi lebih cepat maupun lebih lambat dari biasanya. Misalnya lebih cepat dari 21 hari atau lebih lambat dari 35 hari.
Dalam beberapa kasus bahkan ditemukan perempuan yang tidak haid dalam waktu 1-2 bulan. Lalu setelahnya, ia baru mengalami menstruasi dengan volume darah yang lebih banyak dan deras dari periode sebelumnya.
Gejala Lain Sebelum Menopause
Selain perubahan siklus haid, masa perimenopause juga ditandai dengan sejumlah gejala lain. Berikut penjelasannya seperti dikutip dari laman Mayo Clinic dan Franciscan Health:
1. Hot Flash
Hot flash merupakan sensasi atau perasaan panas yang menyerang tubuh bagian atas secara tiba-tiba. Diperkirakan sekitar 80% perempuan di fase perimenopause kerap mengalami hot flash akibat kekurangan hormon estrogen.
Saat mengalami kondisi ini, suhu tubuh tidak meningkat, namun rasa panasnya terasa. Kondisi ini ditandai dengan produksi keringat yang berlebihan, khususnya ketika tidur.
2. Perubahan Suasana Hati
Perubahan suasana hati atau mood biasanya ditandai dengan sikap yang mudah tersinggung atau sedih. Ini membuat perempuan rentan mengalami depresi selama masa perimenopause berlangsung. Penyebab mood yang berubah-ubah kemungkinan berkaitan dengan gangguan tidur akibat hot flashes.
3. Masalah Vagina dan Kandung Kemih
Ketika kadar estrogen menurun, jaringan vagina biasanya kehilangan pelumas dan elastisitas, sehingga hubungan seksual terasa menyakitkan. Kadar estrogen yang rendah juga dapat membuat tubuh perempuan lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih dan vagina.
4. Masalah Kesuburan
Saat proses ovulasi tidak teratur, perempuan akan sulit hamil. Meski begitu, jika tubuhmu masih mengalami menstruasi, kehamilan tetap mungkin terjadi, Ladies.
5. Kurang Gairah
Selama fase perimenopause, kebanyakan perempuan akan mengalami penurunan gairah atau hasrat untuk berhubungan seksual. Namun, gejala ini jarang dirasakan oleh sebagian pasangan, khususnya mereka yang memiliki kualitas hubungan intim yang baik sebelum masa perimenopause.