Oct 29th 2024, 10:24, by Judith Aura, kumparanWOMAN
Kanker payudara masih menjadi salah satu jenis kanker paling banyak diidap di seluruh dunia. Menurut WHO, jumlah pasien kanker payudara pada 2022 mencapai 2,3 juta orang di seluruh dunia, dengan angka kematian mencapai 670 ribu. Setengah dari seluruh kasus kanker ini terjadi tanpa adanya faktor risiko tertentu, Ladies.
Ya, kanker payudara bisa diidap oleh siapa pun, tanpa memandang status sosial, kekayaan, pekerjaan, hingga umur. Jenis kanker ini paling berisiko dialami oleh perempuan, mengingat 99 persen kanker payudara dialami oleh perempuan.
Dilansir situs resmi WHO, sejumlah faktor tertentu bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara. Faktor-faktor ini meliputi pertambahan usia, obesitas, penyalahgunaan alkohol, riwayat kanker payudara di keluarga, riwayat paparan radiasi, riwayat reproduksi (seperti usia mulai menstruasi dan usia mulai hamil), rokok tembakau, hingga terapi hormon pascamenopause.
Risiko kanker payudara pada seseorang meningkat ketika ada anggota keluarga yang mengidap kanker ini. Namun, bukan berarti mereka yang tak punya keluarga dengan riwayat kanker berisiko lebih rendah. Sebab, sebagian besar perempuan yang didiagnosis kanker payudara tak punya riwayat keluarga dengan kanker.
Lantas, apakah ada cara untuk mencegah terjadinya kanker payudara? Berbeda dengan kanker serviks yang bisa dicegah lewat vaksin, tidak ada vaksin atau obat apa pun yang bisa mencegah terjadinya kanker payudara. Menurut American Cancer Society, yang bisa dilakukan adalah mengurangi risiko terjadinya kanker.
Nah, apa saja hal yang bisa dilakukan untuk meminimalisasi risiko tersebut? Simak tips yang telah kumparanWOMAN rangkum berikut ini, Ladies.
1. Rajin berolahraga
Menurut Wakil Direktur Medis dan Konsultan Senior, Onkologi Medis di Parkway Cancer Centre (PCC) Singapura, Dr. Khoo Kei Siong, rajin berolahraga adalah salah satu cara untuk mengurangi risiko terkena kanker payudara.
Dikutip dari American Cancer Society, banyak studi yang mengindikasikan bahwa aktivitas fisik dengan intensitas sedang ke tinggi berkaitan erat dengan risiko kanker payudara lebih rendah.
Perempuan dewasa direkomendasikan untuk melakukan 150—300 menit aktivitas fisik dengan intensitas sedang dalam seminggu, atau 75—150 menit aktivitas intensitas tinggi dalam seminggu.
2. Menjaga berat badan sehat
Menjaga berat badan yang sehat dan tidak obesitas juga merupakan salah satu cara meminimalisasi risiko kanker payudara. Dr Khoo menyarankan kamu untuk tetap menjaga berat badan ideal sesuai dengan Body Mass Index (BMI).
Dikutip dari American Cancer Society, peningkatan berat badan pada perempuan yang sudah menopause berkaitan dengan peningkatan risiko kanker payudara. Untuk itu, kamu disarankan tetap menjaga berat badan dengan mengonsumsi makanan bergizi serta menyeimbangkan konsumsi makanan dengan aktivitas fisik seperti olahraga.
3. Menjauhkan diri dari gaya hidup tak sehat
Menjauhkan diri dari gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok dan minum alkohol, bisa mengurangi risiko kanker payudara.
"Jika Anda rajin berolahraga, menjaga berat badan ideal Anda sesuai dengan indeks massa tubuh, menjaga agar tidak kelebihan berat badan, tidak merokok, dan tidak minum alkohol, itu semua merupakan sejumlah cara menuju pencegahan kanker payudara," kata Dr Khoo kepada kumparanWOMAN di acara konferensi pers CanHOPE beberapa waktu lalu.
Menurut American Cancer Society, meminum alkohol dalam jumlah sedikit tetap berkaitan dengan peningkatan risiko kanker. Oleh sebab itu, kamu disarankan untuk tidak mengonsumsi alkohol sama sekali. Namun, jika tetap ingin minum, jangan konsumsi terlalu banyak.
Kamu disarankan untuk tidak minum lebih dari 354 mL bir, 150 mL wine, atau 44 mL minuman keras seperti arak, wiski, atau brandy.
4. Mencari tahu riwayat kanker payudara di keluarga
Salah satu faktor risiko kanker payudara adalah riwayat kesehatan di keluarga. Jika kamu memiliki anggota keluarga seperti ibu atau nenek yang mengidap kanker payudara, kamu mungkin lebih berisiko mengalaminya di kemudian hari.
Ada mutasi gen yang bisa meningkatkan risiko kanker payudara, yakni gen BRCA1 atau BRCA2. Jika kamu punya keluarga dengan riwayat kanker payudara, kamu disarankan untuk melakukan pemeriksaan gen.
Jika kamu memiliki mutasi gen tersebut, dokter bisa mengambil tindak lanjut, seperti pemberian obat hingga operasi pencegahan.
"Tidak ada vaksin untuk kanker payudara. Namun, bagi orang dengan risiko yang lebih tinggi mengalami kanker payudara, seperti orang yang membawa gen tertentu, orang dengan riwayat kanker payudara di keluarganya, atau orang yang pernah mengalami pertumbuhan jaringan non-kanker di payudaranya, mereka bisa diberikan obat tertentu yang mampu mengurangi risiko kanker hingga 50 persen," kata Dr Khoo.
Namun, pengobatan tersebut hanya bisa diberikan kepada mereka dengan faktor risiko kanker payudara yang tinggi.
5. Menyusui anak
Bagi perempuan yang sudah memiliki anak atau berencana memiliki anak, menyusui adalah salah satu cara untuk mengurangi risiko kanker payudara. Menurut American Cancer Society, sejumlah studi menunjukkan bahwa menyusui beberapa bulan usai melahirkan dapat meminimalisasi risiko kanker.
Berbagai studi masih dilakukan untuk mencari tahu lebih lanjut alasan di balik ini. Namun, menurut Centers for Disease Control and Prevention US (CDC), menyusui dapat menyebabkan perubahan hormon yang mungkin menunda kembalinya menstruasi. Ini mengurangi paparan tubuhnya terhadap hormon-hormon seperti estrogen, yang berkaitan dengan peningkatan risiko kanker payudara dan ovarium.