Selama sepuluh tahun ini bukanlah perjalanan mudah bagi Partai Demokrat. Terutama setahun yang lalu, sebuah badai besar menerjang kapal yang memuat berbagai rencana Partai Demokrat.
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat sekaligus Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengenang masa sulit tersebut yang nyaris 'dibegal' hingga batal koalisi Pilpres.
"Sepuluh tahun ini, sebagaimana Ketua Umum Bung AHY katakan tadi, bukanlah tahun yang mudah. Ada peristiwa Partai Demokrat dibegitukan , tetapi kita sadar ini ujian Tuhan, ujian sejarah, kita move on, dan justru diberikan jalan," ujar SBY dalam sambutan Pembukaan Syukuran HUT Demokrat ke-23 tahun, di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Senin (9/9).
Berkat bantuan Tuhan, SBY katakan, Partai Demokrat dapat bertahan hingga saat ini. Bahkan dia tidak dapat membayangkan dirinya apabila tidak dapat bertahan dari badai besar tersebut.
"Ada peristiwa yang luar biasa, yang kalau Tuhan dan sejarah tidak bersama kita, kita tidak berada di tempat ini, hari ini. Termasuk saya, yang menggagas dan membentuk berdirinya Partai Demokrat. Kita akan gone entah ke mana," ucap SBY.
Dari kejadian tersebut, SBY menceritakan banyak energi, pikiran, waktu dan biaya yang telah dikerahkan oleh Partai Demokrat untuk mempertahankan kedaulatan.
Bahkan dia katakan, nyaris adanya 'pembegalan' dalam internal partai, yang sampai saat ini masih menjadi misteri.
"Itu [waktu] tidak mudah. Menguras energi, pikiran, waktu, dan biaya yang tidak sedikit untuk menjaga kedaulatan Partai Demokrat, " kata SBY.
"Ada yang gamblang di mata kita kejadian itu, bakal diambilalihnya pimpinan dan partai ini. Ada yang masih misterius, hanya Tuhan yang tahu," tambah dia.
Meskipun bukan perjalanan mudah, SBY salut terhadap kegigihan seluruh kader Demokrat yang memperjuangkan hak milik bersama yang sempat terenggut.
"Oleh karena itu, saya salut atas keberanian, keteguhan, dan upaya gigih mempertahankan kedaulatan kita, rumah kita, hak milik kita," pungkasnya.