Sep 9th 2024, 18:20, by Hutri Dirga Harmonis, kumparanWOMAN
Mantan ratu kecantikan asal Irlandia meninggalkan kehidupan glamornya dan kini beralih ke pekerjaan yang tak biasa dengan menjadi sopir truk. Dia adalah Grainne Gallanagh, perempuan yang dinobatkan sebagai Miss Universe Irlandia 2018 lalu.
news.co.au melansir, Grainne kini bekerja sebagai sopir truk di salah satu perusahaan pertambangan yang terletak di Australia Barat. Perempuan 30 tahun itu bekerja di area terpencil pertambangan atau yang biasa disebut dengan FIFO (fly-in fly-out).
Semua ini berawal saat Grainne dan tunangannya yang bernama Ryan Coleman memutuskan untuk liburan ke negeri kanguru itu pada tahun 2023 lalu. Tak sekadar bersenang-senang, mereka berdua juga mengambil beberapa pekerjaan jangka pendek di Perth. Setelah itu keduanya memutuskan untuk mencoba peruntungan dengan melamar ke pekerjaan FIFO.
Sejak saat itu, Grainne dan Ryan bekerja bekerja di bawah terik sinar matahari selama 12 jam setiap harinya sebagai sopir truk. Meski melakukan pekerjaan berat dan jauh dari kata kemewahan, tapi menjadi sopir truk justru membuat Grainne tidak merasa cemas soal profesi untuk pertama kalinya.
"Tidak ada rasa cemas atau stres sedikitpun saat aku pergi bekerja," ungkap Grainne.
Grainne ungkap realita bekerja di tambang
Bekerja sebagai sopir di area pertambangan memang sangat berat bagi Grainne. Namun hal itu sebanding dengan gaji tinggi yang diperolehnya. Apalagi, Grainne juga mengungkap bahwa ia sangat bisa berhemat karena sebagian besar biaya hidupnya sudah ditanggung oleh perusahaan.
Selain itu, shift kerja yang panjang juga diimbangi dengan waktu libur dengan durasi panjang pula. Hari libur yang lama memungkinkan Grainne untuk liburan setiap kali ia tidak bekerja.
Kendati demikian, realita bekerja di area tambang yang terpencil juga memiliki sisi negatif bagi mantan model itu. Grainne mengatakan, musim panas di Australia sangat terik yang suhunya bisa mencapai 40 derajat celcius di siang hari. Ia juga mengaku sering bertarung dengan lalat saat cuaca panas.
"Hari-hari yang panjang, bangun pagi-pagi sekali, musim panas yang bersuhu 40 derajat dan lalat. Itu sangat menyiksa," tutur Grainne.
Saking beratnya bekerja di FIFO, Grainne pun mengatakan ia tidak merekomendasikan tidak merekomendasikan pekerjaan itu bagi orang-orang yang ingin bekerja santai atau hanya ingin menjelajahi Australia. Namun di sisi lain ia sangat bersyukur bisa diterima di industri yang sebenarnya didominasi oleh pekerja laki-laki.