Proporsi Peneliti Perempuan di Dunia Masih Kurang, Apa Alasannya? - juandry blog

Halaman ini telah diakses: Views
kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Proporsi Peneliti Perempuan di Dunia Masih Kurang, Apa Alasannya?
Jul 18th 2024, 15:15, by Selfy Momongan, kumparanWOMAN

Ilustrasi peneliti perempuan. Foto: Shutterstock
Ilustrasi peneliti perempuan. Foto: Shutterstock

Perempuan memainkan peranan penting dalam berbagai bidang, tidak terkecuali pada Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM). Kehadiran peneliti perempuan membawa perspektif dan pengalaman unik yang sangat berharga bagi dunia penelitian.

Tak hanya itu, peneliti perempuan dengan berbagai latar belakang juga membantu memperkaya sudut pandang dan pendekatan dalam penelitian. Hal ini mendorong pemikiran yang lebih kreatif, inovatif, dan komprehensif, sehingga menghasilkan solusi yang lebih efektif dan tepat sasaran.

Di dunia, proporsi perempuan peneliti masih terbilang rendah. Dilansir dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) mencatat bahwa jumlah peneliti perempuan hanya 33,3% dari peneliti di seluruh dunia. Sedangkan di Indonesia, berdasarkan Data Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di tahun 2023, terjadi peningkatan persentase peneliti perempuan yakni 45%.

Fenomena ini tentu perlu perhatian khusus sebab peran perempuan dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tak kalah penting. Lalu, apa yang menjadi faktor penghambat perempuan memilih karier sebagai peneliti? Berdasarkan hasil riset The Conversation dan BRIN, berikut beberapa alasan yang membuat proporsi peneliti perempuan di dunia masih kurang, Ladies.

1. Stereotipe Gender dan Beban Ganda

Masyarakat masih kerap melabelkan perempuan dengan peran domestik, seperti mengurus rumah tangga dan anak. Hal ini memunculkan stereotip bahwa perempuan tidak cocok untuk bidang sains yang identik dengan maskulinitas dan jam kerja panjang.

Beban ganda perempuan, baik di rumah maupun di pekerjaan, juga menjadi faktor penghambat. Perempuan peneliti seringkali dihadapkan pada dilema antara karier dan keluarga, terutama saat memiliki anak. Kurangnya infrastruktur pendukung seperti cuti melahirkan yang memadai dan tempat penitipan anak yang terjangkau juga turut memperparah situasi ini.

2. Diskriminasi dan Pelecehan

Diskriminasi dan pelecehan berbasis gender di dunia sains masih menjadi kenyataan pahit. Perempuan peneliti tak jarang mengalami pelecehan seksual, dipinggirkan dalam pengambilan keputusan, atau mendapat perlakuan tidak adil dalam hal gaji dan promosi. Hal ini tentu menciptakan lingkungan kerja yang tidak kondusif dan menyurutkan minat perempuan untuk berkarier di bidang ini.

3. Kurangnya Role Model dan Jaringan Pendukung

com-Ilustrasi peneliti Foto: Shutterstock
com-Ilustrasi peneliti Foto: Shutterstock

Minimnya role model perempuan sukses di bidang penelitian juga menjadi faktor penghambat. Perempuan muda mungkin tidak memiliki figur inspiratif yang menunjukkan bahwa mereka bisa mencapai kesuksesan dalam karier peneliti.

Kurangnya jaringan pendukung bagi perempuan peneliti juga menjadi kendala. Jaringan ini penting untuk berbagi pengalaman, mendapatkan bimbingan, dan membangun kolaborasi.

4. Akses dan Kesempatan yang Terbatas

Perempuan di beberapa daerah masih memiliki akses terbatas terhadap pendidikan sains dan teknologi berkualitas. Hal ini tentu menghambat mereka untuk mengembangkan minat dan potensi dalam bidang penelitian. Selain itu, kesempatan bagi perempuan untuk mendapatkan pendanaan penelitian dan beasiswa juga masih tertinggal dibandingkan laki-laki.

BACA JUGA

Untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam bidang penelitian, diperlukan upaya kolektif dari berbagai pihak. Dengan upaya bersama, diharapkan ketimpangan gender dalam bidang penelitian dapat diatasi dan semakin banyak perempuan yang terinspirasi untuk berkarya dan memajukan ilmu pengetahuan di Indonesia.

Meningkatkan partisipasi perempuan dalam bidang penelitian tidak hanya bermanfaat bagi perempuan itu sendiri, tetapi juga untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi secara keseluruhan. Keberagaman dalam tim peneliti dapat menghasilkan ide-ide yang lebih kreatif dan inovatif.

Memberikan kesempatan yang setara bagi perempuan adalah kunci untuk mencapai pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Mari bersama-sama ciptakan dunia penelitian yang inklusif dan terbuka bagi semua orang, termasuk bagi perempuan.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url