Aneh! Ini Ular ‘Jantan’ Satu-satunya yang Bisa Hamil Tanpa Kawin

Halaman ini telah diakses: Views
Ular boa pelangi.  Foto: Shutterstock
Ular boa pelangi. Foto: Shutterstock

Ular boa bernama Ronaldo telah hidup menyendiri selama sembilan tahun di sebuah sekolah di Inggris. Suatu hari, seorang siswa dibikin kaget ketika dia melihat ular berusia 13 tahun itu melahirkan 14 bayi ular.

"Salah satu mahasiswa menemukan bayi ular itu ketika pemeriksaan rutin di vivarium. Awalnya, kami pikir ini salah. Kami tidak percaya dengan apa yang kami lihat," ujar Amanda McLeod, teknisi perawatan hewan di City of Portsmouth College, sebagaimana dikutip IFL Science.

Sebelumnya, Ronaldo dinyatakan berjenis kelamin jantan oleh seorang dokter hewan. Namun ternyata diagnosisnya salah.

"Ronaldo tampak sedikit lebih gemuk dari biasanya, seperti dia baru saja makan banyak, tapi kami tidak pernah berpikir sedikit pun bahwa dia sedang hamil," papar Pete Quinlan, seorang spesialis reptil di City of Portsmouth College.

Meski tidak pernah bertemu dengan ular lain selama hampir satu dekade, ular boa Ronaldo berhasil bereproduksi melalui proses langka yang disebut partenogenesis, berasal dari istilah "kelahiran dari perawan" dalam bahasa Yunani.

Ini adalah bentuk reproduksi aseksual di mana embrio berkembang tanpa perlu pembuahan sel telur. Spesies yang berbeda melakukan hal ini menggunakan berbagai mekanisme, tapi salah satu yang paling umum pada vertebrata melibatkan penggabungan sel telur dengan sel disebut polar bodies, yang mengandung materi genetik yang tersisa dari pembentukan sel telur.

"Saya telah beternak ular selama 50 tahun dan saya belum pernah tahu hal ini terjadi sebelumnya. Secara efektif, bayi-bayi ular itu merupakan kloningan dari induknya meski tanda-tandanya sedikit berbeda," imbuh Quinlan.

Meski jarang terjadi, partenogenesis telah didokumentasikan pada berbagai spesies serangga, amfibi, burung, reptil, dan ikan. City of Portsmouth College mengatakan, ini menjadi yang ketiga kalinya partenogenesis dilaporkan pada ular boa pelangi Brasil yang disimpan di penangkaran.

Metode reproduksi langka ini terjadi sebagai respons terhadap kurangnya populasi jantan. Para ilmuwan tidak yakin bagaimana perilaku partenogenesis bisa muncul pada boa pelangi, meski perubahan lingkungan terkadang bisa menjadi faktornya.

Pada kutu daun, misalnya, hadirnya banyak pemangsa dapat menyebabkan kutu daun betina memilih partenogenesis. Plankton air tawar juga bisa melakukan hal yang sama ketika lingkungannya mendukung partenogenesis.

Adapun ular memiliki banyak cara reproduksi, tergantung situasinya. Strategi lain yang digunakan ular betina untuk bereproduksi adalah menyimpan sperma dalam jangka panjang, yang memungkinkan mereka menghasilkan keturunan setelah lama terpisah dari jantan.

Dalam satu contoh, para ilmuwan pernah mendokumentasikan seekor ular derik berlian Barat betina yang dikumpulkan di alam liar melahirkan dua anak sehat sekitar enam tahun setelah tidak berjumpa dengan jantan, yang menandai penyimpanan sperma vertebrata terlama yang pernah tercatat.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url