Pertahankan Perhitungan Aboge, Warga Desa Onje Baru Salat Id Hari Ini

Halaman ini telah diakses: Views
Warga Desa Onje, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, melaksanakan Shalat Id di Masjid Raden Sayyid Kuning dalam rangka Idul Fitri 1 Syawal 1445 Hijriah yang berdasarkan perhitungan Aboge (Alif Rebo Wage) jatuh pada hari Jumat (12/4/2024). Foto: Sumarwoto/ANTARA
Warga Desa Onje, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, melaksanakan Shalat Id di Masjid Raden Sayyid Kuning dalam rangka Idul Fitri 1 Syawal 1445 Hijriah yang berdasarkan perhitungan Aboge (Alif Rebo Wage) jatuh pada hari Jumat (12/4/2024). Foto: Sumarwoto/ANTARA

Sebagian besar warga Desa Onje, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, baru merayakan Idul Fitri dan menggelar Salat Id hari ini, Jumat (12/4). Mereka baru Lebaran hari ini karena masih mempertahankan perhitungan Alif Rebo Wage atau Aboge atau sistem kalender Jawa.

"Pada tahun Jim Awal, tanggal 1 Muharam jatuh pada hari Jumat Pon. Oleh karena itu 1 Syawal 1445 Hijriah jatuh pada Jumat Wage, sehingga Idul Fitrinya dirayakan hari ini," kata sesepuh Aboge, Kiai Maksudi, dilansir Antara, Jumat (12/4).

Maksudi menjelaskan, Aboge baru menggelar Salat Id hari ini karena awal puasa atau 1 Ramadan di perhitungan Aboge baru dimulai Rabu (13/3). Sedangkan Muhammadiyah memulai puasa pada Senin (11/3) dan Nahdlatul Ulama (NU) serta pemerintah baru mulai pada Selasa (12/3).

"Akhirnya [NU dan pemerintah di tahun ini] puasanya hanya 29 hari, sehingga Idul Fitrinya berbarengan dengan Muhammadiyah yang puasanya genap 30 hari. Kalau Aboge puasanya harus tetap 30 hari, sehingga Idul Fitrinya jatuh pada hari Jumat," jelas Maksudi.

Sesepuh Islam Aboge, Desa Onje, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, Kiai Maksudi menyalami jamaah usai melaksanakan Shalat Id di Masjid Raden Sayyid Kuning dalam rangka Idul Fitri 1 Syawal 1445 Hijriah, Jumat (12/4/2024). Foto: Sumarwoto/ANTARA
Sesepuh Islam Aboge, Desa Onje, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, Kiai Maksudi menyalami jamaah usai melaksanakan Shalat Id di Masjid Raden Sayyid Kuning dalam rangka Idul Fitri 1 Syawal 1445 Hijriah, Jumat (12/4/2024). Foto: Sumarwoto/ANTARA

Saat ini jemaah Aboge di Kabupaten Purbalingga hanya ada di Desa Onje saja, sedangkan di Kabupaten Banyumas tersebar di beberapa desa, salah satunya adalah Desa Cikakak di Kecamatan Wangon. Salah satu generasi muda Desa Onje, Lutfi Latifudin (33), mengaku ia akan terus mempertahankan perhitungan Aboge sebagai bentuk tradisi peninggalan leluhur.

"Kalau di Aboge ada selisih satu-dua hari. Tapi sekarang sudah enggak [diejek teman-teman karena berbeda], sudah toleransi, memahami perbedaan," tutur Lutfi.

Pelaksanaan Salat Id Desa Onje dimulai pada pukul 07.00 WIB dengan Maksudi sebagai imam dan Lutfi sebagai khotib. Setelah khotbah, seluruh jemaah menyelesaikan rangkaian perayaan Idul Fitri dengan bersilaturahmi dan bersalam-salaman.

Penghitungan Aboge

Dalam kalender Jawa yang digunakan oleh Aboge, satu tahun terdiri dari 12 bulan. Namun hanya ada empat bulan yang jumlah harinya berubah-ubah antara 29 atau 30 hari, sedangkan delapan bulan lainnya masing0masing terdiri dari 30 hari.

Dalam sistem Aboge, dalam kurun delapan tahun atau satu windu terdiri dari tahun Alif, Ha, Jim Awal, Za/Je, Dal, Ba/Be, Wawu, dan Jim Akhir. Tahun ini adalah tahun ketiga dalam perputaran satu windu di perhitungan Aboge, yaitu Jim Awal.

Jumlah hari atau pasaran dalam Kalender Jawa hanya ada lima, yaitu Pon, Wage, Kliwon, Legi, dan Pahing. Nama hari ini lalu digabung dengan nama hari Masehi, misalnya Senin Kliwon, Selasa Legi, dan sebagainya.

Hari dan pasaran pertama di tahun Alif selalu jatuh pada Rabu Wage atau Aboge, sedangkan di tahun Ha pada Minggu Pon (Hakadpon); di tahun Jim Awal pada Jumat Pon (Jimatpon); tahun Za/Je di Selasa Pahing (Zasahing); tahun Dal pada Sabtu Legi (Daltugi); tahun Ba/Be di Kamis Legi (Bemisgi); tahun Wawu pada Senin Kliwon (Waniwon); dan tahun Jim Akhir pada Jumat Wage (Jimatge).

Penganut Aboge yakin tahun 1445 Hijriah jatuh pada Jim Awal, sehingga 1 Muharam pasti berada pada Jumat Pon, atau hari pertama pasaran di tahun tersebut.

Dalam menentukan tanggal perayaan hari besar Islam, Aboge punya rumus tersendiri yang mengacu pada hitungan tahun berjalan. Misalnya Donemro/Sanemro yang puasa jatuh pada hari keenam pasaran kedua untuk menentukan waktu 1 Ramadan, dan hitungan Syawal yang jatuh pada hari pertama pasaran kedua (Waljiro) untuk menentukan 1 Syawal.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url