Meski BI Rate Naik, BI Optimistis Ekonomi RI Tumbuh 5,5 Persen di 2024

Suasana gedung-gedung bertingkat di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Suasana gedung-gedung bertingkat di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter Bank Indonesia (BI) Juli Budi Winantya memproyeksi ekonomi Indonesia tumbuh 5,5 persen sepanjang 2024. Prediksi tersebut dilakukan BI usai menaikkan suku bunga atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25 persen.

"Ada beberapa dampak dari policy rate itu relatif aman. Intinya kita punya set of policy instrumen, stand BI tak bisa hanya soal moneter saja. Kenapa suku bunga kita optimis? Karena nilai tukar untuk perkuat stabilitas, policy rate untuk stabilkan nilai tukar," kata Juli dalam acara Perkembangan Ekonomi Terkini dan Respons Bauran Kebijakan di Samosir, Minggu (28/4).

Juli mengatakan, BI menaikkan suku bunga untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan di tengah ketidakpastian global. Serta kebijakan forward looking bagi masyarakat ke depan.

Lebih lanjut, ia mengatakan BI tengah menyiapkan insentif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tahun 2024. BI pun optimistis pertumbuhan ekonomi pada kuartal I dan kuartal II-2024 akan lebih tinggi dibandingkan kuartal IV-2023 yang sebesar 5,04 persen.

Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur BI memutuskan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps atau 0,25 persen menjadi 6,25 persen di bulan April. Selain itu, BI juga menaikkan suku bunga deposit facility 25 bps di level 5,5 persen dan lending facility 25 bps menjadi 7 persen.

"Rapat Dewan Gubernur BI pada tanggal 23 hingga 24 April 2024 memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 0,25 bps menjadi 6,25 persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (24/4).

Perry menjelaskan, kenaikan suku bunga ini untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dari memburuknya risiko global. Serta sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam target BI yakni 2,5 persen plus minus 1 persen di 2024 dan 2025.

"Kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," ungkapnya.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url