Airdrop Terbesar di Gaza Libatkan TNI: Dipimpin Yordania, Harus Disetujui Israel
12 Apr, 2024
Halaman ini telah diakses:
Views
Pesawat TNI AU sukses menerjunkan bantuan lewat udara (airdrop) di Gaza pada hari terakhir Ramadan, Selasa (9/4). Keterlibatan TNI ini merupakan bagian dari operasi airdrop gabungan terbesar sepanjang perang Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Mengutip BBC, ada 14 pesawat dari sembilan negara yang mengirimkan bantuan pada Selasa itu. Sembilan negara itu adalah Yordania, Inggris, AS, Belanda, Jerman, Mesir, Indonesia, UEA, dan Prancis. Yordania adalah koordinator/pemimpin operasi ini.
Tentara Yordania memberi pengarahan kepada kolega-koleganya dari 8 negara lain.
"Mereka perlu tahu siapa yang melakukan apa dan di mana, wilayah udara di Gaza itu kecil," ungkap BBC yang menyaksikan kesibukan para tentara itu di pangkalan udara militer di sebelah timur Amman, ibu kota Yordania.
Dijelaskan, setiap negara mempunyai drop zone masing-masing dan caranya masing-masing dalam menyalurkan bantuan.
"Seluruh operasi diorganisasi oleh Yordania, tetapi semuanya harus disetujui oleh Israel. Jika IDF [Israel Defense Forces] mengatakan tidak, maka pesawat tidak akan lepas landas," ungkap BBC.
Dijelaskan, Turki berencana untuk bergabung dengan koalisi penerjunan bantuan ini, tetapi diveto Israel pada menit-menit terakhir.
Rute Lewat Israel
Sebelum Kemhan RI mengumumkan bahwa penerjunan bantuan ke Gaza berjalan sukses, sempat terjadi perbincangan di Twitter yang mempertanyakan mengapa ada pesawat TNI yang melewati atau mengarah ke Israel. Ada yang bertanya apa misinya mengingat Indonesia tak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Namun, aneka pertanyaan in terjawab setelah Kemhan RI pada Selasa malam atau tepat saat malam takbiran di Indonesia, menyatakan bahwa misi penjatuhan bantuan lewat udara (aidrop) ke Gaza telah berhasil.
Kemhan juga merilis rute penerbangan pesawat C-130 J Super Hercules (A1340) milik TNI yang melewati wilayah Israel. Operasi ini dilakukan bersama The Royal Jordanian Armed Forces (RJAF) selaku koordinator.
Kemhan menjelaskan, bantuan yang dijatuhkan ke wilayah Gaza tersebut berupa 20 paket, dengan berat masing-masing 160 kg.
Telepon Prabowo ke Abdullah II
Indonesia bisa terlibat dalam operasi koalisi ini setelah Menhan Prabowo berkomunikasi dengan Raja Yordania, Abdullah II.
Raja Abdullah II telah lama bersahabat dengan Prabowo, tepatnya saat Prabowo menuntut ilmu militer di Amerika semasa aktif sebagai anggota TNI.
Setelah Prabowo lengser dari TNI, Abdullah mengundang Prabowo menetap di Yordania. Beberapa tahun di Yordania, Prabowo kembali ke Indonesia untuk berbisnis dan kemudian terjun ke dunia politik.
Para 8 Maret, Presiden Jokowi mengungkapkan keinginan Indonesia mengirimkan bantuan ke Gaza. Pada 12 Maret 2024 via telepon, Menhan Prabowo menyampaikan kepada Raja Abdullah II mengenai keinginan Presiden Jokowi tersebut.
Raja Abdullah memberi lampu hijau. Raja menginstruksikan Dubes Yordania di Jakarta menindaklanjuti dengan melakukan pertemuan dengan Menhan Prabowo. Yordania adalah pihak yang mengurus lobi agar TNI bisa terbang melintasi Israel lalu menjatuhkan bantuan ke Gaza. Pada 29 Maret, pesawat TNI lepas landas menuju Yordania.
Atas diplomasi ini, bantuan Indonesia sukses dijatuhkan ke Gaza di bawah Komandan Misi Pengiriman Bantuan (Dansatgas) Kolonel Pnb Noto Casnoto.
"Alhamdulillah semua berjalan lancar," kata Kepala Biro Humas Kemhan Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha.
Indonesia merupakan negara kedua di Asia Tenggara setelah Singapura — negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel — yang mengirimkan bantuan via udara (airdrop) ke Gaza.