JAKARTA - Deputi Operasi Badan Penyelenggara Kegiatan Hulu Badan Minyak dan Gas (BP Migas) yang baru saja dilantik Rudi Rubiandini sudah yakin bahwa pemerintah tidak akan mungkin memenuhi target lifting minyak bumi sesuai APBN-P 2011 sebesar 945 ribu barel per hari (bph). Menurut perkiraannya, produksi rata-rata minyak bumi sampai akhir tahun hanya mencapai 915 bph.
"Sebanyak 945 bph itu target (APBN-P 2011), kalau 915 bph itu fakta, di sektor migas, target dan fakta itu berbeda," ungkap Rudi, usai pelantikannya sebagai Deputi Operasi BP Migas yang baru di Wisma Mulia, Jakarta, Jumat (19/8/2011).
Meskipun begitu, ke depan pihaknya dalam jangka pendek dengan memastikan semua proyek berjalan onstream dan dalam jangka panjang melakukan program wild cast drilling atau pengeboran eksplorasi.
Selain itu, ada beberapa proyek yang seharusnya sudah onstream di bulan Maret lalu, ternyata baru bisa onstream di Agustus sehingga menurunkan produksi minyak.
"Beberapa bulan lalu produksi memang turun sampai di bawah 900 bph, itu walaupun sekarang sudah naik terus jadi masih berat. Selain juga kendala lain juga banyak, tahun ini Chevron berencana mau ngebor 50 sumur baru, sekarang baru terrealisasi 15 sumur," lanjut Rudi.
Dia melanjutkan, bahwa kondisi real di lapangan seperti banyaknya medan lapangan yang berpori san sulit diatur membuat lifting minyak tidak sesuai target. Selain itu, lifting minyak juga terkendala faktor-faktor eksternal.
"Ada banyak faktor eksternal seperti cuaca, pembebasan lahan, perizinan, dan pengadaan barang," papar Rudi.
Di tempat yang sama, Kepala BP Migas R Priyono menyatakan bahwa lifting minyak per hari ini mencapai 922 juta bph. Lifting minyak bumi pada Juli lalu mencapai 905 juta bph.
"Kami usahakan, memang berat tapi kami masih optimistis lifting minyak tahun ini dapat tercapai," tandas Priyono.
(ade)