TEMPO Interaktif, Medan - Muhammmad Yunus Rasyid, salah satu direksi PT Anugerah Nusantara, perusahaan milik Nazaruddin, pemenang pengadaan peralatan pabrik vaksin flu burung senilai Rp 718 miliar, enggan memberi komentar terkait penangkapan Nazaruddin di Cartagena, Kolombia.
Yunus Rasyid, yang menurut Direktur Eksekutif Partai Demokrat Sumatera Utara Borkat Hasibuan adalah paman Nazaruddin, menjawab Tempo, Senin 8 Agustus 2011. "Saya tidak bisa berkomentar tentang Nazaruddin. Apalagi soal penangkapannya," kata Yunus Rasyid kepada Tempo.
Sebelum bergabung di Partai Demokrat Sumatera Utara, Yunus Rasyid adalah politikus Partai Persatuan Pembangunan bersama Nazaruddin. Namun, paman dan keponakan itu akhirnya hijrah ke Partai Demokrat, partai yang didirikan Susilo Bambang Yudhoyono.
Di Partai Demokrat Sumatera Utara, Yunus Rasyid tercatat sebagai Wakil Sekretaris. Yunus Rasyid kini menjadi perhatian setelah dia bersama direksi PT Anugerah Nusantara lainnya, Indra Mulya, Mardiyanto dan Achmad Darsono, dituding wanprestasi dalam proyek pengadaan peralatan pabrik vaksin flu burung Departemen Kesehatan tahun 2008.
Sebelumnya Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto mengatakan orang yang identik dengan buron Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut tertangkap di Cartagena, Kolombia. "Ditangkap pukul 21.00-22.00 waktu setempat," ujarnya di Kantor Presiden, siang ini.
Tersangka kasus suap wisma atlet tersebut ditangkap oleh Interpol Kolombia. Saat penangkapan, yang bersangkutan menggunakan paspor dengan nama M. Syahruddin. Secara fisik "Syahruddin" sangat identik dengan Nazaruddin.
Saat ini pihak KPK, Imigrasi, Polri, dan Kementerian Luar Negeri akan segera berangkat untuk menindaklanjuti penangkapan Nazaruddin. Tujuannya untuk memastikan apakah pria tersebut benar buron KPK karena sejauh ini laporan yang diterima hanya dari Interpol Kolombia.
SAHAT SIMATUPANG