SURABAYA - Meski sudah hampir sepekan berlalu, namun misteri penembakan Briptu Erik Setiabudi belum kunjung terungkap. Padahal pascakasus penembakan itu, Polda Jawa Timur langsung mengambilalih kasus.
"Hingga saat ini penyidikan masih terus berlangsung. Hasilnya baru sekira 30 persen," kata Irjen Hadiatmoko Kapolda Jawa Timur saat ditemui di kantor Bea dan Cukai Juanda Surabaya.
Briptu Erik merupakan anggota Lantas Polsek Sukolilo Polres Bangkalan dengan NRP 85111450 yang menjadi korban penculikan dan pembunuhan pada Senin 1 Agustus lalu.
Kata Hadiatmoko, hingga kini polisi masih terus berusaha mengungkap kasus pembunuhan ini. Hadiatmoko pun enggan memberikan keterangan hasil sementara yang diperoleh polisi kepada media.
Namun yang jelas, Hadiatmoko memastikan jika kasus pembunuhan anggota Polri ini bukan dilakukan oleh teroris. Lalu apakah motifnya berkaitan dengan asmara yang seperti informasi yang selama ini beredar?
"Kami tidak bisa memberikan motif pembunuhan atau informasi lainnya. Karena menyangkut teknik penyidikan polisi. Takutnya pelaku kabur duluan," ujar Hadiatmoko.
Yang jelas, kata Hadiatmoko, pembunuhan terhadap Briptu Erik Setiabudi dilakukan oleh tiga orang laki-laki yang kabur dengan menggunakan mobil. Diberitakan sebelumnya, penculikan terjadi pada Senin 1 Agustus sekira pukul 15.00 WIB. Saat itu Briptu Erik tengah berpatroli di Jalan Petapan. Kemudian, pukul 15.30 WIB, korban sempat menilang Muhammad Farid, pengemudi sepeda motor karena menerabas traffic light.
Info yang diperoleh dari Farid, Briptu Erik sempat berbicara dengan dua orang yang mengenakan seragam dinas. Satu di antaranya mengenakan tutup kepala provost dan seorang lainnya berpakaian pakaian safari.
Kemudian pukul 16.15 WIB ditemukan sesosok mayat lelaki yang teridentifikasi adalah Briptu Erik. Korban ditemukan dalam kondisi hanya mengenakan celana dalam. Ditemukan luka memar di dahi dan luka tembak di punggung korban. Senjata api milik korban dirampas pelaku. Sedangkan di sekitar TKP ditemukan seragam polisi atas nama Erik dan kaos kaki hitam TNI.
(ful)